Maluku,CakraNEWS.ID- Dinilai tidak maksimal dalam menuntaskan permasalah bentrokan warga Latu dan Hualoy, membuat jabatan kepemimpinan Bupati Seram Bagian Barat (SBB) Mohamad. Yasin Payapo dan Kapolres SBB,AKBP Agus Setiawan,S.IK, dipertanyakan oleh masyarakat Hualoy.
Pasalnya kasus yang bermula dari penganiayaan warga Hualoy tersebut, hingga kini telah memakan korban nyawa kedua belah pihak. Anehnya Bupati maupun Kapolres SBB tidak melakukan upaya perdamaian kedua negeri adat tersebut.
Baca Juga:Warga Hualoy, Tewas Dibacok Warga Latu di Depan Anak dan Istri di Kabupaten SBB
“Bupati dan Kapolres cuek dengan kondisi kedua negeri. Padahal kasus ini sudah berlangsung lama,” akui salah satu warga Hualoy kepada media ini melalui pesan instan WhatshApp,” Minggu (5/5/2019).
Padahal kata dia, masyarakat Maluku umumnya sudah tahu efek buruk dari konflik kedua negeri ini.
“Bukan saja Latu atau Hualoy yang kena imbas terjadinya ketegangan akibat konflik ini. Melainkan masyarakat Maluku yang hendak melintas menggunakan jasa transportasi darat,” akui dia.
Baca Juga:Duka Sang Istri Korban Pembacokan di Kabupaten SBB, Masuki Bulan Ramadhan Tanpa Suami
Dikatakan, protes memblokir jalan utama lintas Seram penghubung 3 kabupaten 1 kota sudah menjadi tabiat. Mestinya, kata dia, sudah dianulir pihak pihak terkait. Terutama Bupati dan Kapolres.
“Mereka cuek dengan keadaan ini. Sejumlah daerah di kabupaten SBB yang sering terlibat konflik, apakah ada langkah prenventif kedua lembaga itu menjadi penengah yang baik ?. Kan selama ini tidak ada,” tegasnya.
Dikatakan kejadian yang berujung penganiayaan secara sadis di hutan Lattu terhadap warga Hualoy adalah murni kriminal atas kelengahan Bupati dan Kapolres.
“Untuk itu kami minta bapak Pangdam 16 Pattimura dan bapak Kopolda Maluku segera turun tangan. Datanglah dan berikami kebebasan dan kemerdekaan atas hak hukum di negara ini. Kami sudah tak bisa lagi berharap kepada pemerintah Kabupaten SBB dan Polres SBB,”Tutupya. (CNI-01)