Malteng, CakraNEWS.ID – Kementrian pertanian Republik Indonesia yang menjadi mitra kerja Komisi IV DPR RI, melalui Balai Karantina Pertanian Kota Ambon, berkolaborasi dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) terhadap para petani komoditas pala di Kecamatan Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah, Kamis (18 November 2021).
Bertempat di Balai Desa di Kecamatan Banda Naira, acara ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan para petani pala dalam hal pengolahan pala, mulai dari pemilihan bibit, pengolahan perkebunan, hingga pasca panennya agar pala yang dihasilkan dapat bersaing di pasar dunia.
Turut hadir pada acara tersebut antara lain, Kepala Balai Karantina Pertanian Ambon, Aris Hadiyono, SP, Kepala BPTP Maluku, Dr. Procula R Maatitaputty, S.pt, M.Si, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Ajat Jatmika, serta Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PKS, Saadiah Uluputty, ST.
Kepala Balai Karantina Pertanian Ambon, Aris Hadiyono, menjelaskan, kegiatan bimtek terhadap para petani untuk memberi pengetahuan terkait tata cara pengolahan pala, mulai dari pemilihan bibit, pengolahan perkebunan, hingga pasca panennya, untuk menyiapkan tujuan dari pertanian bahwa produk pertanian indonesia itu unggul dan dapat bersaing di pasar dunia.
“melalui kegiatan ini juga, kami memberikan pemahaman kepada petani bahwa pala yang berkualitas tinggi agar dapat bersaing di pasar dunia,” ucap Aris Hadiyono.
Sementara itu, Kepala BPTP Maluku, Dr. Procula R Maatitaputty mengatakan, terkait dengan komoditas ekspor, pala menjadi bagian penting pemerintah mulai dari pemilihan bibit unggul, hama penyakit, bahkan teknologi pasca panen.
Pasalnya, telah menjadi dasar bagaimana biji pala itu bisa diakui di pasar dunia mulai dari budidayanya sampai pasca panen dan penyimpanan. melihat persoalan yang dihadapi masyarakat lokal yang masih belum melihat secara tepat waktu, tepat sasaran, dan masih dikelola secara tradisional.
Pada umumnya di Maluku masih menggunakan pengelolaan cara petani. ” nah, untuk merubah kebiasaan ini, kita harus melakukan edukasi bahkan pendampingan terus menerus, dan juga sarana prasarana terkait itu juga harus ada, sehingga perlu berkoordinasi dengan instansi terkait atau stakeholder bahkan pemerintah agar komoditas pala dapat menjadi komoditas ekspor di seluruh maluku,” kata Maatitaputty.
Selain itu, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Ajat Jatmika, mengapresiasikan dukungannya dari sisi pengolahan pala yang telah diinformasikan sebagai salah satu investasi bahwa tidak hanya memperhatikan hulu, tapi juga hilir yang menjadi nilai tambah dari pemerintah itu sendiri.
“Kami juga akan memberikan salah satu contoh olahan pala menjadi selai pala, mudah-mudahan dapat menjadi nilai tambah dari komoditas pala itu sendiri. untuk itu kami mendukung agar bagaimana bisa menggunakan banyak inovasi teknologi komoditas pala di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang,”ucap Jatmika.
Mendukung kegiatan ini, Anggota DPR RI Komisi IV FPKS Dapil Maluku, Saadiah Uluputty meminta agar pemerintah dengan serius memperhatikan proses pengolahan pala dari hulu hingga ke hilir, dan menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama pada pertanian agar mereka dapat secara mandiri dengan pengetahuan yang terupdate tentang tata kelolanya, untuk itu kita harus jaga, agar menjadi komoditi khas Maluku untuk kemakmuran dan kesejateraan masyarakat di Maluku.
” Ayo bergerak dari Maluku untuk Indonesia, dengan pala kita bangkit majukan masyarakat mandiri dan modern,” tutup Saadiah.****