Akhir Pekan Penjabat Bupati SBB Akrabkan Diri Dengan Wartawan, Hingga Akui Minta Restu Leluhur

Adventorial News

Piru, CakraNEWS.ID– AKHIR pekan Penjabat Bupati SBB, Achmad Jais Ely dimanfaatkan dengan menggelar agenda silaturahmi bersama insan pers.

Silaturahmi tersebut digelar di Pandopo Bupati, Sabtu (01/06) sore.

Kepada para kulih tinta Bumi Saka Mese Nusa, Ely menyatakan komitmennya membangun kabupaten SBB.

“Saya akan menata birokrasi yang ada. Apabila kedapatan Kepala OPD yang merangkap Dua jabatan akan digantikan dan juga kalau ada jabatan yang belum memenuhi syarat tapi suda mendapat jabatan saya akan turunkan,” ungkap Ely.

Perihal jabatan Penjabat yang diemban, Ely mengakui, kesempatan yang diperolehnya tidak datang untuk kedua kali. Untuk itu dirinya meminta Doa dan dukungan dari wartawan sama sama mengawal dan membangun kabupaten.

“Saya akan sumbangkan tenaga dan pikiran kepada tanah leluhur ini,” tegas dia.

Ely mengingatkan awak media agar mengedepankan profesionalisme dalam menjalankan tugas mulia seorang wartawan. Kalau ada pemberitaan menyangkut dengan pemerintah Daerah sebaiknya datang untuk dikonfirmasikan.

“Saya selalu membuka pintu ruangan Bupati dan pintu Pandopo untuk semua orang dan para wartawan yang ingin konfirmasi berita,” ungkap dia.

Ely menegaskan, kehadiran dirinya di tengah-tengah Masyarakat dan Pemerintah kabupaten SBB adalah sebuah pengabdian dan amanah yang mesti dijaga serta dijalankan.

“Saya datang di SBB ini hanya kurang lebih satu tahun. Syukur-syukur kalau satu tahun, jadi Saya mintakan dari teman-teman mari kita bangun SBB ini dengan baik,” ajak Ely.

Dia mejelaskan, sebelum menjabat bupati, ada perdebatan yang krusial di pemerintah Provinsi Maluku. Bahwa baru bertugas satu tahun sudah menjabat Bupati. Itulah campur tangan Tuhan.

“Ketika Saya ke Mendagri saya sudah dapat warning dari Mendagri, bahwa di SBB surat kaleng terbanyak di Republik dan demo yang paling terbanyak juga,” beber dia.

Minta Restu Leluhur

Pada saat dirinya tiba SBB, sempat turun di jembatan Air Eti. Sebagai tanda menghormati leluhur.

“Turun di jembatan Air Eti, Saya turun dari mobil dan berdoa (minta restu). Beta (saya) mintakan dari leluhur, Kalau betul betul Beta (saya) punya orang tua tua asal dari Seram Beta minta restu dari mereka,” terang Ely menceritakan.

Kepada wartawan, Ely terbuka perihal seluk beluk keluarganya. Diakui pula, bapaknya adalah seorang guru.

“Saya minta dukungan dan Doa dari seluruh Masyarakat Kabupaten SBB marilah kita bergandengan tangan untuk membangun Kabupaten yang Kita cintai ini,” pungkas dia.*** CNI-04

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *