Bula,CakraNEWS.ID- Bergulir Isu tingginya harga barang pada salah satu super market penyalur Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Bula meresahkan warga. Belakangan diketahui super market yang melambungkan harga barangnya kepada warga penerima manfaat KPM ialah Super Market Wingkel.
Selain meresahkan KPM, hal ini juga masih ramai diperbincangkan di sosial media, bahkan tidak luput juga dari aksi demonstrasi mahasiswa beberapa waktu lalu terkait hal dimaksud. Keluhan Tingginya harga barang yang dilakukan E-Warung (Winkle) pemilik supermarket Itu pun angkat bicara.
Harly Piter pada media ini diruang kerjanya 22/01/2022, membenarkan bahwa terdapat beberapa bahan pokok yang harganya dua kali lipat dari harga normal yang diterima KPM itu. Dirinya mengakui, hal itu merupakam kelalaian atau kesalahan pihaknya dalam hal ini kasir yang bertugas. Pasalnya beberapa bahan pokok yang mestinya diinput dengan harga Grosiran (Karton, lusin) ternyata diinput berdasarkan harga Enceran.
“Jadi contoh yang masalah So Klin to.? Yang satu Karton jatuhnya Rp120,000 to.? Nah, di Beta (saya) punya sistem itu ada dua harga, enceran dan harga Grosir, kalau orang beli karton itu harusnya kasir lansung input karton, jadi harga yang muncul itu harga grosir, so Klin itu kalau dijual per karton itu harganya Rp65000 to?Kalau enceran itu satu renteng itu Rp6000. Dalam satu Karton itu isi 20 renteng, jadi kasir itu pada saat dong beli karton, mungkin dia salah input, di lansung kali 20 renteng, aa makanya harganya muncul 120,000.” Jelas Harly
Selain so Klin, terdapat pada struk belanja salah satu KPM ditemukan beberapa bahan lain yang mengalami lonjakan harga yang sangat mencekik, misalnya pasta Gigi Pepsodent herbal 120 gr, dijual pada kios (warung kecil) dengan enceran perbuah Rp8000, ternyata dibandrol dengan harga Rp180000 perlusin (12 pcs) ladaku merica bubuk yang harga normalnya satu pek tidak lebih dari Rp59000, dibandrol dengan harga Rp150,000.
Menanggapi hal tersebut, Harly mengaku sudah menegur Kasir yang menjadi karyawan pada sualayan nya itu. Dia juga memastikan kedepannya tidak akan terjadi kesalahan serupa.
“Setelah Beta (saya) dapat masukkan itu, Beta lansung panggil kasir semua, Beta bilang ini seng boleh (tidak boleh) terulang lagi. Orang beli grosir, harus harga grosir, orang beli enceran harga enceran. Dan memang selama ini seng pernah dorang (mereka KPM) ambil karton, dorang ambil enceran, karena dorang punya saldo itu hanya Rp200000. Cuman itu karena bantuan PPKM ini saldonya Rp1200000, naa itu Katong (kami) seng tau kalau ada yang ambil karton juga. Naa jadi Beta sudah kasi tau dong (kasir)red minta tolong ini tidak boleh terulang lagi. Dan Beta jamin tidak akan terulang lagi” tuturnya
Ketika ditanya, jika kemungkinan kesalahan input yang dilakukan Kasir nya itu dilakukan sejak awal bergulir disalurkannya BPNT, apakah pihaknya bersedia memperbaiki sesuai saldo belanjaan KPM yang sudah terlanjur melakukan transaksi.? Dengan tegas dia menjawab jika ada KPM yang datang komplain disertai bukti struk belanja, maka pihaknya pasti melayani dan memastikan bahan sembakonya sesuai saldo.
“Silahkan, kalau ada KPM yang beli karton pegang struk silahkan datang komplain ke Beta, Beta akan perbaiki to? Karena memang Beta akui itu salah, jadi harus diperbaiki to.?” Pungkas Harly.
Sayangnya peluang masyarakat dalam hal ini KPM untuk komplain terkait beberapa bahan yang sudah terlanjur dibeli dengan harga selangit itu sangat kecil kemungkinan dapat dilakukan, hal ini disebabkan bahan yang diambil pada Wingkel selaku Agen penyalur BPNT (E-Warung) tidak sesuai bahan pokok yang sudah ditentukan berdasarkan juknis BPNT itu sendiri, sehingga struk belanjaan tidak diberikan.
Pada tempat terpisah, kordinator daerah Pendamping BPNT Kabupaten SBT Siti Rumakefing pada media ini menyebutkan, total KPM BPNT PPKM SBT sebanyak 4589, sementara yang sudah melakukan transaksi atau yang sudah tersalurkan per tanggal 5 Januari 2022 baru 50% dari total jumlah KPM PPKM, sedangkan sisanya masih dilakukan permintaan pembukaan kartu pada kantor Bank BRI cabang Bula. Hal ini disebabkan karena adanya sejumlah KPM yang namanya masuk pada Bank BRI Cabang Masohi, ada juga di BRI Piru dan BRI Tehoru.
Selain itu ketika ditanya apa tanggapanya terhadap keluhan KPM kaitannya dengan harga barang yang tinggi, dia mengelak bahwa, pihaknya hanya memantau beberapa harga bahan pokok berdasarkan juknis BPNT, (beras,daging,kacang,susu dan telur) sedangkan bahan pokok lainnya dia enggan berkomentar.*CNI-08