Site icon Cakra News

Berkiprah di Jakarta, Pemuda Kabupaten SBB Ini Ciptakan Platfrom Niga #AnakLaut

Ambon, CakraNEWS.ID– IRPAN Kastella, Pemuda  dusun Asam Jawa, Kecamatan Huamual kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku berhasil menciptkan platfrom niaga berbasis digital. Platfrom niaga yang dinamai Anak Laut sebagai brand usaha bergerak dibidang jual beli hasil laut, (perikanan dan kelautan).

Irpan diketahui berdomisili di Jakarta dan tergabung dalam kepengurusan pusat Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM).

Kepada wartawan media ini, Selasa (20/08/2024) Irpan menjelaskan, rinci profil perusahannya.

Dia katakan, Anaklaut merupakan platform pusat penjualan hasil laut dan perikanan yang berada di bawah naungan PT Anak Laut Indonesia. Sebagai pusat penjualan atau kedai yang menyediakan berbagai produk hasil laut dan perikanan, Anaklaut memiliki visi untuk menjadi merek terkemuka dalam industri olahan makanan berbasis perikanan.

“Dengan fokus yang kuat pada pengembangan produk hilir, Anaklaut berkomitmen untuk menghadirkan produk berkualitas tinggi dan inovatif yang memaksimalkan potensi sumber daya laut Indonesia, terkhusus di Maluku,” ungkap Irpan.

Perihal nama #Anaklaut sebagai Brand, Irpan menjelaskan terdapat makna/filosofi mendalam yang mencerminkan akar pendiri yang berasal dari pesisir pantai.

Dimana kehidupan sehari-hari saya waktu itu sangat erat kaitannya dengan laut dan hasil laut. Kata Anak mencerminkan semangat muda, dinamis, dan berjiwa inovatif. Sementara kata Laut menggambarkan sumber kehidupan yang tak terpisahkan bagi semua makhluk.

“Harapan saya dan tim, seiring berjalannya waktu, Anaklaut akan terus mempertahankan ciri khasnya sebagai platform yang selalu relevan dan bermanfaat, walaupun kelak sudah berdiri dalam jangka waktu yang sangat lama. Nama ini mencerminkan komitmen kami untuk terus berkembang dan berinovasi tanpa melupakan akar tradisi dan nilai-nilai yang menjadi dasar perusahaan,” terang Irpan.

Latar Belakang

Beta Sambal, salah satu prodak #Anaklaut yang sudah dipasrkan di Jakarta.

Keresahan ini kata Irpan, berangkat dari ketidakstabilan dan rendahnya nilai harga hasil perikanan dan kelautan, yang secara umum disebabkan oleh sejumlah faktor mendasar.

Faktor tersebut diantaranya, banyak perusahaan saat ini lebih fokus pada penjualan komoditas mentah yang tidak memiliki nilai tambah, sehingga berakibat pada harga jual yang lebih rendah dan daya saing yang terbatas di pasar.

Kondisi ini diperparah oleh terbatasnya jangkauan pasar, terutama karena kurangnya inisiatif untuk memanfaatkan daging ikan sebagai bahan baku yang bisa diolah menjadi berbagai produk makanan bernilai tinggi, seperti makanan olahan siap saji, produk pangan olahan premium, atau inovasi kuliner lainnya.

“Kondisi ini mencerminkan perlunya perbaikan pada seluruh rantai nilai perikanan, dari hulu hingga hilir,” tegas dia.

Lanjut dikatakan, peningkatan kapasitas pengolahan, pengembangan diversifikasi produk, serta penyediaan infrastruktur dan akses teknologi menjadi langkah-langkah penting yang harus diambil agar nilai hasil perikanan dan kelautan dapat lebih maksimal.

Dengan demikian, nelayan sebagai garda terdepan dalam produksi dapat merasakan manfaat ekonomi yang lebih besar, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Harapan Anak Laut

Irpan berharap dapat menjalin sinergitas yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan, baik dari sektor swasta, pemerintah, maupun masyarakat luas, khususnya para nelayan, dalam upaya mengembangkan perekonomian lokal yang inklusif dan berkelanjutan.

Dari sisi pemerintah, kolaborasi diharapkan dapat terfokus pada penyusunan kebijakan yang mendukung peningkatan akses permodalan, pembukaan peluang pasar yang lebih luas, serta pengembangan teknologi pengolahan hasil perikanan dan kelautan.

“Kebijakan-kebijakan ini juga diharapkan mampu mendorong inovasi dan efisiensi dalam sektor maritim,” terangnya.

Sementara itu, lanjut dia, dari sisi sektor swasta. Adanya kolaborasi yang diharapkan mencakup pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Penguatan ekosistem bisnis yang berbasis kemitraan, dan penciptaan rantai nilai yang saling terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan para pelaku UMKM.

“Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat daya saing usaha kecil dan menengah serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. Sinergi ini juga mencerminkan komitmen untuk membangun ekosistem ekonomi yang saling mendukung, di mana setiap pihak berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir secara berkelanjutan,” pungkas dia.***

Exit mobile version