Piru, CakraNEWS.ID– KERESAHAN warga Huamual kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) makin menjadi-jadi saat musim penghujan tiba.
Pasalnya, dampak paling dirasakan masyarakat adalah kondisi fasilitas jalan raya yang rusak parah.
Hal ini disampaikan Farham Suneth, tokoh Muda Huamual yang saat ini menjabat Sekretaris Umum Rakyat Progresif Maluku, Jumat (14/06).
Menurut Suneth, kesengsaraan rakyat Huamual sejak dulu adalah tidak dapat menikmati fasilitas jalan raya yang memadai.
Padahal itu, punya kaitan erat dengan peningkatan taraf hidup serta ekonomi masyarakat.
“Lintas Huamual ini bisa dikata sebagai jantung pertumbuhan ekonomi masyarakat Huamual. Ini fakta yang patut dijadikan atensi pemerintah, baik kabupaten maupun Pemerintah provinsi Maluku,” tegas Suneth.
Menurut Suneth, rata-rata masyarakat mengantungkan mata pencaharian, yang aksesnya, melintasi ruas jalan yang saat sudah tak berbentuk tersebut.
Diterangkan, kondisi saat ini, jalan Huamual sebagian sudah putus karena meluapnya air di beberapa titik. Jalan yang harusnya jadi lalulintas kendaraan, sekarang sudah menjadi sungai yang dialiri air.
Belum lagi kata dia, banyak titik yang berlubang dan longsor. Kedalaman Lubang lubang jalan hampir setinggi betis orang dewasa.
“Kubangan air di mana-mana. Belum lagi lumpur yang kemudian bisa membuat pengendara terjebak dan lain lain. Kondisi jalan yang saya sampaikan ini ruas Lokki ke Iha Kulur,” terang angkatan Muda Muhammadiyah Maluku itu.
Suneth menyesalkan kebijakan Pemerintah yang terkesan menjadikan Wilayah Huamual sebagai lahan bisnis politik Lima Tahunan.
Bagaimana tidak, kata Farham, Pemda terkesan memprioritaskan wilayah yang masih perfect kondisinya dari pada jalan yang sudah menjadi jalan “tani raksasa” di SBB.
Dia mencontohkan ruas jalan Waiyoho yang dikerjakan tahun ini dengan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Dia mengendus, adanya unsur nepotisme dalam tubuh pemerintah daerah kabupaten bertajuk Saka Mese Nusa itu.
“Saya patut curiga. Ini ruas jalan di Huamual ini dijadikan macam objek taruhan Politik Lima Tahunan. Tahun lalu, Pak Murad janji mau bangun. Mana ??? Ditamba lagi Pemda SBB yang mementingkan wilayah lain yang nota benenya, kondisi jalan masih 1.000 (seribu) kali lipat bagus dari jalan Huamual. Ini orang bina marga PU SBB punya kajian bagaimana. Jadi tidak salah saya sebut ada indikasi nepotisme,” tegas Farham.
Dikatakan, andaikan tahun ini (2024), Pemda SBB gagal dalam menjemput dana Inpres, maka, dipastikan menambah panjang kesengsaraan rakyat Huamual.
“Hitung-hitung jika dana Inpres 2024 yang talangi Tanah Goyang – Loki ditambah DAK 8 Miliard yang ada, kemungkinan sebagian besar bisa ditangani. Artinya masyarakat Huamual akan keluar dari kesengsaraan yang sudah puluhan tahun dirasakan,” beber dia mengendus.
Dirinya berharap, kondisional Ruas Jalan berlumpur dan rusak parah sepanjang Huamual dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk kebijakan-kebijakan Pemda selanjutnya.
“Terakhir, saya ajak masyarakat Huamual untuk menolak dan boikot politisi dengan janji janji manis. Ini musim Pilkada, hati hati, peci (lumpur) diramu jadi coklat,” pungkasnya.*** CNI-04