Bula, CakraNEWS.ID– Saat Ramadhan tiba, nuansa religius dan kebersamaan terasa semakin kuat di berbagai penjuru negeri. Di Desa Kian, Kecamatan Kiandarat, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), ada satu tradisi unik yang kembali menggema: Dendang Sahur, sebuah aksi kreatif pemuda setempat untuk membangunkan warga dengan alunan syair Islami yang merdu.
Sejak pukul 02.30 WIT, pemuda-pemudi Desa Kian yang tergabung dalam Lapak Baca Kian berkeliling kampung dengan mikrofon, gitar, dan nyala senter dari ponsel. Mereka menyanyikan lagu-lagu Islami dengan penuh semangat, menciptakan atmosfer khas Ramadhan yang meriah dan penuh kehangatan.
Tradisi yang Menyatu dengan Kreativitas
Bagi masyarakat Desa Kian, membangunkan sahur bukan sekadar rutinitas, tetapi bentuk syukur dan kebersamaan. Malik Rumakat, salah satu pendiri Lapak Baca Kian, mengungkapkan bahwa kegiatan ini telah menjadi agenda tahunan yang mempererat solidaritas antarwarga.
“Kami sudah mempersiapkan ini sejak awal Ramadhan. Selain mengingatkan warga untuk bersahur, kami ingin menghadirkan suasana yang lebih hidup dan penuh kegembiraan,” kata Malik, Jumat (07/03/2025).
Uniknya, Dendang Sahur ini tidak hanya disambut hangat oleh orang dewasa, tetapi juga menarik perhatian anak-anak yang antusias ikut serta. Sahur pun tak lagi terasa sepi, melainkan menjadi momen kebersamaan yang menghidupkan kampung.
Lebih dari Sekadar Sahur
Tak hanya membangunkan sahur, pemuda Desa Kian juga berinisiatif mengadakan berbagai kegiatan lain selama Ramadhan. Di Pantai Basesar Kian, mereka menggelar lapak takjil di Kedai Manggai, yang menjadi tempat berbuka puasa bagi warga sekitar, termasuk dari Kecamatan Kiandarat, Tutuk Tolu, dan Siritaun Wida Timur.
“Siapa saja boleh datang dan berbuka bersama di Kedai Manggai. Kami ingin berbagi kebahagiaan Ramadhan dengan semua orang,” ujar Rustam Rumadaul, salah satu pemuda yang aktif dalam kegiatan ini.
Menghidupkan Spirit Ramadhan
Di tengah gempuran era digital, semangat kebersamaan seperti yang ditunjukkan pemuda Desa Kian menjadi cerminan nilai-nilai luhur Ramadhan yang tetap lestari. Dengan kreativitas, mereka mengemas tradisi lama menjadi sesuatu yang lebih menyenangkan, bermakna, dan relevan bagi generasi sekarang.
Dendang Sahur bukan sekadar membangunkan orang untuk makan, tetapi juga membangunkan semangat kebersamaan dan gotong royong. Sebuah bukti bahwa Ramadhan bukan hanya tentang ibadah personal, tetapi juga tentang berbagi kebahagiaan dengan sesama.*** CNI-06