DOBO, MALUKU– SMP Wamar yang letaknya di perkampungan perumahan rakyat, kabupaten kepulauan Aru, kota Dobo diduga dikerjakan tak sesuai bestek.
Sang Kepala Sekolah, Aloysia Ratuanik bersama suaminya Stanislaus Suarlembit yang lebih tau kenapa sampai pekerjaan sekolah swakelola tersebut dikerjakan tak sesuai bestek.
Informasi yang diterima oleh Cakranews.Id, dari salah seorang Guru di, Kabupaten Kepulauan Aru, Jumat (26/10/2018) ,mengatakan proyek milik Direktorat Pembinaan SMP Dirjen Dikdasmen Kemendikbud RI tersebut, memang ada keganjalan dalam pengerjaannya.
Sebab, sesuai hasil investigasi awak media belum lama ini, rekonstruksi rangka atas keseluruhan bangunan SMP swakelola ini menggunakan kayu lombo jenis meranti.
Padahal sesuai data yang berhasil dihinpun dari sumber terpercaya media ini, jenis kayu yang harus digunakan adalah kayu nomor satu (kayu besi) bukan kayu lombo (meranti).
Alhasil, sangat diragukan rekonstruksi rangka atas bangunan SMP swakelola tersebut. Salah satu politisi muda Aru asal Hanura, Elisa Warkor menilai, rekonstruksi tempat belajar anak-anak yang abal-abal seperti itu sangat berbahaya bagi kenyamanan dan keamanan mereka (Siswa) saat belajar.
Apalagi, kata dia, dana swakelola dari Kemendikbud RI yang diperuntuhkan untuk pembangunan SMP Wamar itu sangatlah besar yakni Rp.2,252 miliar. Nah, tambah dia, dengan dana yang fantastik seperti ini, pihak Sekolah (Kepsek) bersama pihak eksekutor bangunan harus siapkan bangunan yang bermutu. Bangunan yang harus benar-benar tahan banting, mengingat bangunan itu adalah tempat belajar mengajar dan tempat berkumpulnya anak-anak menuntut ilmu.
“Ini kan dana DAK(APBN) milik Kemendikbud RI, yang diperuntuhkan bagi sekolah-sekolah untuk membangun, memperbaiki atau merehab bangunan sekolah yang sudah rusak parah maupun ringan. Jadi kalau dengan dana yang fantastik seperti itu, lalu rekonstruksi rangka atas tidak sesuai, maka jelas pihak sekolah dan eksekutor bangunan harus bertanggung jawab,” ungkap Warkor
Ia juga menilai, dengan rangka atas sekolah yang tidak berkualitas tersebut, maka diduga ada unsure kesengajaan dan intervensi dalam pengerjaan proyek miliaran rupiah ini. Pasalnya, eksekutor pekerjaan SMP Wamar itu adalah orang dekat Kepala Sekolah (Suami).
“Kenapa saya duga ada intervensi proyek.? Ya, kita bisa lihat kan bahwa eksekutor pengerjaan proyek SMP Wamar ini adalah orang dekat sang kepala Sekolah (suami). Nah, sistim seperti ini semestinya dihindari,”tandasnya
Bahkan, lanjut dia, kalau sampai ada unsure intervensi dalam pengerjaan proyek, maka patut diduga ada unsure korupsi. Olehnya itu, ia meminta kepada aparat penegak hukum turun tangan untuk menyelidiki penggunaan anggaran dalam pengerjaan swakelola SMP Wamar tersebut. Kepala Sekolah dan eksekutor bangunan harus diperiksa. Karena rekonstruksi rangka atas bangunan SMP tersebut diduga kuat tak sesuai bestek.
“Saya harap, aparat penegak hukum turun tangan untuk melihat proyek swakelola SMP Wamar itu, karena saya duga ada ada unsur korupsi dalam penggunaan anggaran. Ini uang negara, harus diselamatkan, kalau tidak diselamatkan maka negara dan daerah ini akan hancur oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab,”tutupnya. (CNI-01)