Ambon, Maluku – Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PSKL-KLHK), Dra.Jo.Kumala Dewi hadiri seminar Seminar Nasional Perhutanan Sosial dan Rempah-Rempah di Natsepa Hotel.
Selama dua hari, Jumaat (09/11) hingga Sabtu (10/11) seminar digelar dengan sorotan tema, Peluang dan Tantangan Pembangunan Usaha Rempah-Rempah Berbasis Perhutanan Sosial/Masyarakat.
Dalam sambutannya Dirjen PSKL-KLHK mengatakan, seminar nasional yang digelar dapat menjadi ajang pertemuan ajang komunikasi antara pemakai kepentingan atau stakeholder.
“Ini sebagai ajang komunikasi yang saya rasa sudah cukup membaik karena yang hadir di ruangan pada hari ini baik lintas kementerian atau lembaga siswa LSM dunia usaha. ada pokja PPS dan pembukaan hutan dengan dari Akademika, akademisi dan semuanya yang bergerak dibidang perikanan sosial dan kemitraan lingkungan sekaligus ini dapat jadikan ajang promosi,” ungkapnya pada sambutan pembukaannya kemarin di Natsepa Hotel.
Diterangkan sebagaimana yang diketahui bahwa banyak pakar di dunia mengatakan manfaat dari rempah rempah ini dalam tiap jenis rempah rempah di Indonesia itu sangat baik kualitasnya.
Dirinya juga menjelaskan sebagai Prais airline cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling populer dan termahal di Eropa katanya sempat harganya melebihi harga emas.
“Mungkin sama halnya dengan yang belum lama harga perbedaan Jengkol juga sempat bawang putih lebih mahal dari mas, itulah yang kita coba akan mendorong ke arah lainnya. meningkatkan kejayaan rempah rempah di provinsi Maluku ini melalui cara seminar yang ada,” ukapnya.
Sementara itu, Said Assagaf selaku Gubernur Maluku dalam sambutannya mengatakan implementasi program perhutanan sosial merupakan dari program Nawacita Pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam rangka mendukung pemerataan ekonomi dan mengurangi ketimpangan masyarakat, serta menciptakan keharmonisan antara peningkatan kesejahteraan rakyat dan pelestarian hutan melalui pemanfaataan tiga pilar yakni, lahan, kesempatan usaha, dan sumber daya manusia.
“Seminar Nasional Perhutanan Sosial dan Rempah-rempah ini dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengembalikan kejayaan rempah-rempah di Maluku, melalui peran Pentahelix (Academic, Business Community, Government dan Media) untuk persepsi sekaligus menyatukan mengidentifikasi strategis untuk meningkatkan langkah-langkah guna produksi meningkatkan kesejahteraan rempah-rempah, masyarakat,” pungkasnya.***QM