Piru, CakraNews.ID– Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Hendrik Mandaku mengakui salah satu warga Seram Bagian Barat asal negeri Luhu kecamatan Huamual didapati reaktif ketika dilakukan rapid test.
Warga berinisial S kemudian menghebuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan pulang ke negeri Luhu tanggal 1 Juli lalu.
Menurut Mandaku, almarhum sebelumnya mengidap penyakit Diabetes Militus yang cukup berat dan dirawat di puskesmas Luhu. Almarhum kemudian dirujuk ke RSUD Piru.
“Di RSUD Piru, pasien dirapid dan reaktif,” akui Mandaku, Jumat (03/07).
Mandaku juga mengakui, pasien bersangkutan tidak sempat di tes Swab. Hal ini kerana keluarga tidak mau Almarhum dites Swabb.
“Jadi keluarga pasien mengetahui bahwa almarhum sudah sangat parah atau tidak memungkinkan makanya keluarga tidak mau diswabb,” ungkap Mandaku.
Dalam kasus enggan dites swabb oleh keluarga ditambah memilih pulang dengan kondisi itu, Mandaku mengatakan, langkah langkah prosedur dari RSUD telah dilakukan.
“Karena kondisi keluarga memaksa pulang, maka pihak RSUD sudah mengeluarkan surat kesepakatan bersama untuk ditandatangani diatas materai 6.000,” pungkas Mandaku.
Hal serupa diakui Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan dr. Anis Tapang.
Singkat saat dikonfirmasi via seluler, Tapang langsung mengarahkan waratwan untuk menanyakan langsung ke direktur RSUD. H
“Tanya saja ke Direktur RSUD. Saya tidak punya wewenang untuk menjelaskan,” singkat Tapang.
Sementara Direktur RSUD saat dihubungi melalui seluler tidak membalas konfirmasi wartawan. Ditelfon berkali kali pun tidak dijawab.**** CNI-04