Mimika, CakraNEWS.ID – Suasana tenang dan alami di kawasan Ekowisata Mangrove Kampung Poumako, Distrik Mimika Timur, mendadak menjadi pusat perhatian pada Minggu (20/4/2025), saat Duta Besar Republik Seychelles untuk ASEAN, Nico Barito, melakukan kunjungan istimewa ke destinasi yang mulai menggeliat sebagai primadona wisata berbasis alam di Papua Tengah tersebut.
Kunjungan ini menjadi momen penting yang bukan hanya mempertemukan dua negara dalam ruang diplomatik, tetapi juga membuka dialog inspiratif tentang masa depan ekowisata dan pelestarian lingkungan sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan. Didampingi langsung oleh Bupati Mimika, Johannes Rettob, serta jajaran pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Forkopimda, Dubes Nico Barito disambut dengan hangat sekaligus diperkenalkan pada potensi besar ekosistem mangrove Mimika.
Dalam perjalanan menyusuri trek mangrove yang menyatu dengan irama alam, Johannes Rettob bertindak sebagai pemandu, menjelaskan keunikan dan kekayaan flora-fauna yang tumbuh subur di kawasan itu. Tak hanya itu, dialog antar pemimpin juga mengalir hangat, menyentuh berbagai aspek pembangunan berwawasan lingkungan.
Pada kesempatan tersebut Nico Barito menyampaikan kekagumannya terhadap keindahan dan potensi ekowisata mangrove yang dimiliki Mimika. Menurutnya, kekayaan ini adalah simbol dari harapan akan kehidupan yang lebih berkelanjutan.
“Saya sangat terkesan. Mangrove memiliki fungsi vital dalam menyerap karbon dan menjaga keseimbangan iklim global. Ini adalah aset besar jika dikelola dengan benar,” ujar Nico.
Dia juga menyoroti pentingnya pendekatan Natural Capital, konsep konservasi yang menilai alam sebagai aset ekonomi yang bisa memberikan nilai tambah jangka panjang.
“Negara kami, Seychelles, menjadi contoh nyata. Dengan memprioritaskan konservasi dan ekowisata, kami bisa membangun ekonomi yang kuat tanpa merusak alam,” katanya.
Program Natural Capital yang tengah dikembangkan di berbagai negara, termasuk Indonesia, menurut Nico bertujuan mencari mitra investasi yang bukan hanya peduli pada keuntungan, tapi juga berkomitmen pada pelestarian.
“Kalau tidak dikelola saja sudah bagus, apalagi jika dikelola dengan strategi yang jelas. Perlu ada zonasi, perencanaan yang matang: mana untuk wisata, mana untuk budidaya. Semua harus diperhitungkan dengan rasio investasi yang terukur,” tambahnya.
Bupati Mimika, Johannes Rettob, menyambut baik pandangan dan pengalaman yang dibagikan Dubes Seychelles tersebut. Ia menilai kunjungan ini sebagai momentum penting untuk membuka cakrawala baru dalam pembangunan Mimika.
“Kuncinya cuma satu: kita bangun dengan natural. Alam harus menjadi dasar dari semua perencanaan pembangunan. Ini yang saya sedang kejar bagaimana alam memberi manfaat ekonomi untuk masyarakat tanpa dirusak,” tegas Johannes.
Politisi PDI Perjuangan asal Mimika itu menegaskan bahwa pembelajaran dari Seychelles menjadi referensi penting untuk Mimika. “Negara itu dulunya tak punya apa-apa, tapi bisa tumbuh pesat hanya dengan memanfaatkan alam secara bijak. Kita bisa seperti itu,” ujarnya.
Lebih dari sekadar kunjungan wisata, pertemuan ini juga membahas berbagai aspek pembangunan lain seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Namun yang utama adalah kesadaran bersama bahwa pelestarian lingkungan adalah fondasi dari semua lini pembangunan.
Alumni California State University Long Beach California menyampaikan rasa bangga atas kunjungan Nico Barito yang juga merupakan Utusan Khusus Presiden Republik Seychelles untuk ASEAN. Menurutnya, kunjungan ini merupakan langkah awal membangun relasi strategis antara Mimika dan Seychelles dalam berbagai bidang.
“Kami berharap kunjungan ini menjadi awal kolaborasi yang berkelanjutan demi terwujudnya Mimika yang berdaya saing, lestari, dan sejahtera,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa Kabupaten Mimika dapat banyak belajar dari model ekonomi biru Seychelles sebuah konsep yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan konservasi sumber daya laut dan pesisir.
Sebagai penutup, Mantan Wakil Bupati Mimika Periode 2019-2023 ini mengajak semua pihak terutama Forkopimda dan para kepala OPD untuk bersama-sama melihat langsung kawasan mangrove, sebagai wujud komitmen Mimika dalam menjaga ekosistem dan membangun pariwisata yang tidak hanya menarik secara ekonomi, tetapi juga bertanggung jawab terhadap masa depan bumi.
“Melalui kunjungan ini, mari kita bangun kesadaran bersama tentang pentingnya konservasi. Mari wujudkan Mimika sebagai pusat wisata edukasi dan ekonomi biru yang membanggakan,” tutup Johannes Rettob dengan penuh harap.***Redaksi – CNI