Piru, CakraNEWS.ID—BANJIR melanda sejumlah wilayah di ibu kota kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Air deras mengalir hingga menerbos ruas-ruas jalan utama. Akibatnya, jalan trans seram penghubung sejumlah kecamatan terhenti.
Informasi yang dihimpun CakraNEWS.ID di kabupaten SBB, Selasa (13/07/2021) menyebutkan, banjir tersebut terjadi di beberapa titik yakni, di dusun Tanpol Dusun Kilo Meter I , Dusun Aster, dan Dusun Aspol Desa Piru Kecamatan Seram Barat.
Warga di kota Piru menyayangkan akibat dari salah proyeksi talut yang direncanakan pemerintah daerah SBB melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Thomas Wattimena.
Menurut warga yang enggan namanya ditulis tersebut, menjelaskan, normalisasi sungai diwilayah tersebut sebelumnya telah dilakukan pada tahun 2020 lalu.
Proyek normalisasi katanya telah didorong dan akan ditangani Badan Penangulangan Bencana Daerah ( BPBD) tapi secara sepihak diambil alih oleh Dinas PU melalui Kepala Dinasnya.
Akibatnya, pekerjaan terhenti dan tidak maksimal dalam pemesangan bronjong pada talut penahan air di beberapa sungai tersebut.
Salah Kontraktor mitra dinas PU SBB, Muhammat Adam mengaku diminta mengerjakan pekerjaan tersebut.
Desakan untuk cepat dikerjakan menyusul perintah Bupati SBB, Moh Yasin Payapo saat meninjau banjir di wilayah tersebut tahun 2020 lalu.
Menurut Muhammat Adam, pihaknya mengamini desakan tersebut melalui deal proyeksi pekerjaan dengan Dinas PU.
Akan tetapi, pasca momentum banjir 2020 tersebut berlalu, Muhammat Adam diabaikan begitu saja.
“Pekerjaan pemasangan Bronjong tidak diselesaikan. Karena pemerintah Daerah belum membayar sampai saat ini,” beber Muhammat.
https://www.cakranews.id/pasca-banjir-kemarin-pemkab-sbb-normalisasi-sungai-waisisi-desa-piru/
Progeres pengerjaan oleh Muhammad Adam dengan mengarahkan alat berat exsavator untuk normalisasi sungai tahun 2020 tersebut tak terbayarkan. Pemasangan bronjong tidak selesai.
Perintah dadakan serta kondisional waktu itu, Muhammat Adam rela merogok kocek pribadinya untuk melasanakan proyek tersebut.
Akan tetapi, saat dirinya meminta pencairan sekian persen berdasar progress kerja, permintaan pihaknya tidak diindahkan Dinas PU.
“Sampai sekarang pekerjaan tidak dilanjutkan. Karena dinas PU tidak mau keluarkan anggaran. Awal saya diperintahkan turunkan alat berat dan melakukan pekerjaan itu. Sudah kerja, mereka tidak mau bayar. Kebetulan karena pake anggaran sendiri, saya bermasalah anggaran dan minta pencairan berdasar progress pekerjaan sekian persen,” akuinya.
Jika terjadi banjir hari ini, adalah keniscayaan. Karena demi pencitraan seorang pimpinan daerah, ada yang menjadi korban. Bukan saja seorang Muhammat Adam. Melainkan ribuan warga di wilayah tersebut.
Untuk diketahui, sungai Amarela meluap masuk ke pemukiman jalan Kilo meter I bahkan sampai masuk di rumah Masyarakat.
Begitu pun sungai Waisisi meluap naik sampai ke pemukinan Masyarakat dan menghanyutkan Bronjong-bronjong yang tidak selelsai di kerjakan.
Hal yang sama di sungai Lalueng meluap sampai pemasangan bronjong setengah jadi di Dusun Aster Aspol hanyut terbawa derasnya air.***CNI-03