Ambon, CakraNEWS.ID– Sikap Hendrik Lewerissa (HL) yang akan mencalonkan diri sebagai Bakal Calon (Balon) Gubernur Maluku 2024-2029 dinilai hanya akan mencederai etika politik dan koalisi besar yang dibangun.
Hal ini dikatakan Rustam Fakaubun kepada wartawan di Ambon, Sabtu (27/07).
Fakaubun mengakui, perihal etika politik menjadi hal penting untuk dipertimbangkan. Karena berkaitan dengan masa depan Politik Maluku di masa-masa mendatang.
“Jika Pak HL merasa diri sebagai kader partai, mestinya memahami konstalasi politik Nasional. Juga tidak sampai membuat blunder koalisi besar demi kepentingan rakyat Maluku,” akui tokoh Muda Maluku Tenggara tersebut.
Lanjut dijelaskan, kemenangan Presiden terpilih, Prabowo Subinto di Maluku, tidak lepas pisah dari campur tangan partai Koalisi.
“Seharusnya haram, jika pak HL menyebut dengan angkuhnya di publik Maluku bahwa dia direstui presiden terpilih. Moral politiknya patut dipertanyakan.”
“Bahwa 665.371 suara pak Prabowo – Gibran di Maluku adalah hasil kerja partai Koalisi. Sehingga, pak HL juga harus mengedepankan unsur kehati-hatian. Nyatanya di Pemilihan DPR-RI, justru Ibu Widya Pratiwi Murad berlatar belakang PAN yang mendulang lebih banya suara,” terang dia menjelaskan.
Jika, lanjut Fakaubun, statemen Hendrik Lewerissa tidak diinsyafi, akan menimbulkan kecemburuan yang nantinta berpengaruh pada koalisi Nasional yang berimbas pada kepentingan Maluku mendatang.
“Statemen Pak HL itu terkesen klaim, presiden itu punya beliau. Beliau nanti atur atur saja. Ini kan tidak fair dan merusak citra politik untuk generasi yang saat ini menjadikan momentum ini sebagai bahan referensi dan pembelajaran,” tegasnya.
Sehingga, kata dia, HL harus lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan-pernytaan di publik melalui media.
“Hak perogeratif pak HL ambil bagian dari pesta demokrasi tahun ini. Tapi jangan sampai memberikan citra buruk yang nantinya bikin blunder konstalasi nasional hingga daerah,” pungkas dia.*