Ambon, CakraNEWS.ID– SALIM Tiu salah satu koordinator sopir angkot yang memimpin aksi mogok meluapkan keresahan pihaknya kepada media.
Kepada CakraNEWS.ID, sopir angkot Lin III mengatakan, aksi mogok itu dilakukan lantaran pembatasan BBM jenis premium di SPBU untuk mereka.
“Kita dibatasi hanya membeli premium sehari 10 liter, ini kan tidak masuk akal,” paparnya.
Mestinya kata dia, untuk sopir angkot harus mendapat perhatian khusus dalam hal ketersediaan BBM untuk aktivitas.
“Apa mereka pikir kita ini tukang ojek,” kata Salim di pelataran kantor DPRD kota Ambon Kamis (26/08).
Menurut dia, SPBU di kota Ambon rata-rata membatasi jatah premium bagi setiap angkot, pihak SPBU juga menerapkan pembatasan waktu hanya dua jam untuk sopir mendapatkan premium.
Dia menduga ada permainan serta campur tangan pemerintah. Pasalnya hanya dua SPBU yang berani menerima atau melayani sopir angkot.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon Robby Sapulette mengatakan, Pemerintah Kota Ambon akan menindaklanjuti masalah tersebut.
Ia juga berjanji kepada para sopir Pemkot akan menaikkan tarif angkot menyusul kenaikan harga Pertalite khusus atau PLK pada 7 September nanti.
“Demi kesejahteraan para sopir, maka mulai 7 September 2021 akan diberlakukan tarif angkot terbaru,” singkat dia.
Sebagaimana dikatahui, sopir angkot di kota Ambon dan sekitarnya melakukan aksi protes terhadap pemerintah kota Ambon.
Aksi mogok tersebut ditengarai sulitnya bahan bakar minyak untuk kendaraan roda empat mereka. Terlebih atas rencana penghapusan BBM jenis premium yang mengakibatkan berkurangnya stok premium di SPBU dalam beberapa pekan terakhir.**** CNI-02