SBT,CakraNEWS.ID- Kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) ke-21 yang dilaksanakan di kota Ambon dan dibuka secara resmi pada 28 November telah usai. Namun dalam prosesnya terjadi dinamika yang melahirkan dua kepemipinan Nasional di tubuh GMNI hingga saat ini.
Dikutip dari berbagai sumber media nasional maupun lokal, dinamika yang terjadi begitu kompleks menimbulkan kubu yang dimotori oleh ketum dan sekjen serta tujuh pengurus DPP berujung pemindahan lokasi kongres di Gedung Kristen Center ke Hotel Amaris.
Sementera Ketua Badan Pekerja Kongres dan Pengurus DPP lainnya tetap menyelengarakan Kongres di gedung Kristen Center dengan puluhan peserta yang bertahan. Kedua forum kongres dengan dua tempat berbeda ini menghasilkan dua kepemimpinan dari proses yang di gelar tersebut.
Agenda yang bertempat di Hotel Amaris, menetapkan Bung Arjuna Putra Aldiano dan Bung M.Ageng Dendy sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. Sementara agenda di Gedung Kristen Center menetapkan Bung Imanuel Cahyadi sebagai Ketua Umum dan Soejahri Somar sebagai Sekretaris Jenderal.
Atas polemik yang terjadi dalam proses Kongres GMNI XXI di kota Ambon membuat kader GmnI Cabang seram Bagian Timur (SBT), angkat bicara.
Ketua GMNI Cabang SBT Bung Irwan Derlen saat di temui media ini di Kedai Bakudapa Kota Bula, Kamis (12/03/2020) ketika dimintai keteranganya mendesak DPP GMNI guna menyelesaikan masalah internal terkait dualisme yang terjadi di GMNI.
“Melihat arus dinamika yang begitu kencang di tubuh DPP GMNI mulai dari hasil kongres yang menghasilkan dua kepemimpinan DPP yaitu hasil kongres Cristen Center dan hasil kongres Hotel Amaris untuk segera di selesaikan,” harap Derlean.
Sebagai orang number one di GMNI Cabang SBT Derlean menegaskan, silahkan berdinamika namun jangan sampai mengorbankan para kader GMNI Cabang yang ada di seluruh Indonesia.
“Selaku anak idiologisnya Bung Karno yang telah bersusah payah menjaga keutuhan Idelogi yang di tanamkan kepada kami untuk itu saya selalu pimpinan Cabang GMNI Kabupaten SBT tidak menginkan kader-kader kami jadi korban dari dinamika pusat yang selelu mempertahankan ego masing-masing,” tegas Derlean.
Lanjut Derlean, Kami di ajarkan untuk berprilaku nasionalis dalam kehidupan keseharian kami barang tentu kedua Kepemimpinan ini Kami anggap pimpinan tertinggi kami di GMNI dan kami yakin sunggu cepat atau lambat kami akan bersatu demi nama besar GMNI Kedepan,” pungkasnya.
Derlean yang juga aktivis asal Maluku itu mengharapkan, agar DPP GMNI baik dari kedua kubu untuk secepatnya menyelesaikan persoalan yang terjadi pada batang tubuh GMNI itu sendiri, agar tidak berimbas pada semua kader GMNI yang menjunjung tinggi nilai-nilai ideologi.
“GMNI selalu mengajarkan kami guna berperilaku yang nasionalis dan memiliki edintik para kader yaitu pejuang pemikir, tidak terjebak dengan para kelompik Elitis yang sedang berdinamika guna memiliki sebuah penyelesaian yang di harapkan bersama,” jelas Derlean menutup keteranganya. (CNI-05)