Ambon, CakraNEWS.ID– Puncak acara Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) 2021 yang diselengarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Pembukaan agenda tersebut resmi digelar di Atlet Century, Jakarta, pada 29 November 2021.
KBKM ini merupakan jawaban kaum muda atas tantangan kebudayaan di daerahnya dengan menciptakan inovasi teknologi .
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK), Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kemendikbudristek, Judi Wahjudin menjelaskan, KBKM 2021 menjadi suatu forum inkubator untuk melahirkan produk inovasi kebudayaan dari anak muda Indonesia. Mereka saling bertukar pikiran dan mengembangkan ide-ide dalam mengolah kekayaan budaya melalui interaksi dengan perkembangan teknologi.
“Tujuannya adalah untuk menyemai benih-benih inisiatif baru yang dapat memecahkan tantangan nyata di sekitar melalui jalan kebudayaan dan teknologi. Dalam arti itu, KBKM adalah semacam _hackathon_, suatu pekan retas tempat berkumpulnya pencipta inovasi,” kata Judi Wahjudin.
Ia menjelaskan, KBKM 2021 menjadi perhelatan kemah budaya ketiga yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek. Lewat KBKM, kata dia, kementerian berkomitmen menjadi bagian dari solusi dalam memberdayakan segala potensi budaya yang dimiliki bangsa ini sehingga menjadi negara adidaya budaya seperti yang dicita-citakan.
“Kami yakin pada potensi yang terkandung dalam hasil karya anak-anak muda dan turut mengupayakan agar hasil karya itu diadopsi oleh pemerintah daerah dan pihak swasta. Sehingga dapat diimplementasikan dalam skala yang lebih besar. Dengan cara itu, kita turut mengawal terlaksananya cita-cita bangsa kita untuk maju dengan daya kekuatan sendiri,” kata dia.
KBKM tahun ini memiliki keunikan dari tahun sebelumnya. Keunikan itu terletak pada fokusnya mengolah potensi dan memecahkan persoalan pada tingkat desa. Jadi para peserta fokus dengan desa tempat tinggalnya karena banyak inspirasi budaya yang selama ini belum tergali lewat berbagai pendekatan teknologi modern.
Dengan begitu, fokus pada lingkup pedesaan juga mendorong para peserta untuk merumuskan solusinya dalam wujud yang lebih konkret dan kontekstual. Dengan begitu, semakin dimungkinkan kemunculan aneka solusi yang berlandaskan pada kenyataan di lapangan.
“Ini membedakannya dari KBKM tahun-tahun sebelumnya yang cenderung umum dalam orientasi kewilayahannya, ” jelasnya.
Ia menambahkan, tahun ini ada 2856 orang yang tergabung dalam 774 tim mengajukan ide dan gagasan. Setelah melalui tahap inkubasi dan pematangan karya yang didampingi oleh mentor profesional di tahap regional, sebanyak 21 tim berhasil lolos ke tahap Nasional, terdapat juga tim yang seluruh anggotanya adalah penyandang disabilitas Tuli, bentuk komitmen KBKM untuk membentuk ekosisten budaya yang inklusif.
“Mereka terdiri dari 10 produk aplikasi dan 11 produk purwarupa fisik,” pungkasnya.
Puncak acara KBKM ini diselengarakan selama 5 hari mulai tanggal 29 November 2021 hingga 3 Desember 2021. Para peserta dari 11 regional juga akan mengikuti berbagai seminar dan pembekalan dari sejumlah narasumber, antara lain COO HANGRY, Andreas Rhesa, Saskia Aulia dan Kiki Latief. Pada tanggal 3 Desember 2021, produk karya peserta nasional akan dipamerkan di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta. Produk ini terbuka bagi siapapun untuk kemitraan dalam pengembangan secara subtansi, produk maupun bisnis.*** CNI-05