Bursel, CakraNEWS.ID– PERNYATAAN mantan ketua DPRD Buru Selatan, Zainuddin Booy soal kai-wait pada saat debat kandidat sangatlah tidak tepat. Konteks kai-wait yang dipahami secara sosiologis itu artinya adik dan kakak. Bukan pengertian spritual sebagaimana yang disampaikan oleh Zainuddin.
Hal ini disampaikan Abubakar Soulissa kepada wartawan di Namrole, Minggu (29/11).
Sebagaimana diketahui publik Buru Selatan, Pernyataan Zainuddin tersampaikan saat Safitri Malik Soulisa sebagai Calon Bupati dari paslon nomor urut 3 bertanya perihal geostrategi dan geopolitik dalam konteks kai-wait pada sesi tanya jawab Debat Pilkada beberapa waktu lalu.
Soulissa menyatakan, pertanyaan Safitri saat itu dalam kerangka mempertegas makna filosofi dari kai-wait yang harus dikorelasikan dengan konfigurasi pasangan Calon Bupati dan wakil Bupati yang seharusnya diwakili oleh dua komunitas agama yang ada di Buru Selatan.
Keterwakilan dua komunitas ini dalam bentuk konfigurasi pasangan calon. Sejatinya kata dia, telah merefleksikan esensi dari pengertian kai-wait itu sendiri.
“Penjelasan ZB yang keluar dari makna filosofi kai-wait bisa dibaca sebagai kegagalan dirinya dalam memahami konteks keberagaman masyarakat Buru Selatan yang terbilang heterogen,” pungkasnya.***CNI-08