Maluku,CakraNEWS.ID- Pejabat Utama (PJU) Polda Maluku dibentuk sebagai tim asistensi operasi Mercury Siwalima 2018. Mereka bergilir dan akan bergantian selama tiga hari melakukan pengawasan langsung di kawasan tambang emas Gunung Botak dan sekitarnya.
Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Polisi Drs. Royke Lumowa, M.M, membentuk dan memerintahkan tim asistensi operasi Mercury, untuk mengawasi langsung penanganan persoalan di kawasan tambang emas Gunung Botak, Kabupaten Buru.
Kebijakan Orang Nomor 1 Polri di Provinsi Maluku, ini dilakukan untuk mengontrol dan mengawasi masuknya Penambang Emas Tanpa Ijin (Peti) serta peredaran bahan kimia beracun dan berbahaya (B3).
“Kebijakan ini dilakukan Pak Kapolda untuk pengamanan Gunung Botak. Tim akan secara bergantian melakukan asistensi secara langsung. Tim pertama sudah diterjunkan dari kemarin (Senin). Tadi sudah kembali dan diganti oleh tim kedua. Tim pertama dipimpin Karo Ops Kombes Pol Gatot Mangkurat, Direktur Lalu Lintas Kombes Pol. Heru TS, Kabid TI Kombes Pol. Gusti Indra dan saya sendiri,”ungkap Kabid Humas Kombes Pol. Muhamad Roem Ohoirat, Rabu (12/12/2018)
Tim asistensi operasi Mercury ini juga dibentuk untuk mengontrol dan mengevaluasi kinerja aparat pengamanan di kawasan tambang Gunung Botak yang selama ini telah dilakukan.
“Jadi setiap tim akan bertugas selama tiga hari secara berganti-ganti. Kalau tim pertama kembali, maka akan diganti oleh tim berikutnya. Dan akan terus berlangsung terus,” kata Roem.
Selain itu, tim yang dibentuk juga akan memimpin setiap kegiatan-kegiatan lapangan. Tim pertama yang sudah kembali, juga melakukan tatap muka dengan masyarakat adat setempat
“Kemarin (Selasa) Kami diundang masyarakat adat, kepala kepala soa Desa di sekitar gunung botak di Desa Waitina, Kampung Tanah Merah, Kecamatan Wailata, Kabupaten Buru. Ada beberapa pertanyaan-pernyataan yang disampaikan masyarakat,” jelasnya.
Sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan masyarakat di antaranya, mereka menyatakan selama ini tidak pernah mengetahui bahwa mercury dan sianida maupun bahan berbahaya yang digunakan berbahaya bagi kehidupan dan lingkungan hidup lainya.
Mereka sangat berterima kasih dan mendukung penindakan terhadap penambang emas ilegal serta peredaran mercury sianida dan bahan berbahaya lainnya.
Mereka juga menyatakan ingin menikmati hasil tambang emas Gunung Botak namun tanpa menggunakan Mercury, Cyanida dan lainnya. Mereka meminta agar Ijin Pertambangan Rakyat (IPR) secepatnya dibuka, dan berharap Pemerintah dapat memperhatikan nasib masyarakat Buru. (CNI-01)