Piru,CakraNEWS.ID- Masyarakat Kecamatan Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dihebohkan dengan isu menakutkan mengenai adanya informasi salah seorang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Piru dan kemudian di rujuk ke RSUD Dr.M Haulussy Ambon, Jumat (27/3/2020).
Menepis informasi yang sempat meresahkan dan membuat ketakutan bagi masyarakat di Kecamatan Piru tersebut, membuat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten SBB, dr Anis Tapang yang juga merupakan ketua tim Gugus Tugas (GUGAS) Covid-19, angkat bicara dan membantah informasi tersebut adalah tidak benar alias Hoaks.
“Memang benar ada salah seorang anak Piru yang kulia di Jogja dan pulang libur ke Piru, sejak tanggal 19 dan sudah 12 hari di Piru. Namun karena sakit si pasien tersebut datang ke RSUD Piru untuk di periksa pada Jumat (27/3/2020) sekitar pukul 05.00 WIT. Dan setelah di periksa ternyata pasien tersebut sakit panas tinggi, tapi tidak ada batuk dan flu. Pasien tersebut juga belum termasuk orang dalam pantauan (ODP) Covid-19,”tegas Tapan.
Tapang menuturkan, pasien yang di rujuk dari RSUD Piru ke RSUD, M Haullusy Ambon, telah menjalani pemeriksaan kesehatan di oleh petugas medis RSUD Piru sekitar pukul 17.00 WIT.
Namun dari hasil pemeriksaan suhu tubuh pasien tersebut panasnya tinggi 40 derajat, dikarenakan kecapean mengerjakan tugas kulia yang dikirim ke dosen secara online, membuat dirinya sudah tidak tidur dengan baik selama 3 hari berturut-turut. Dengan kondisi tubuh tersebut, membuat si Mahasiswa tersebut, akhirnya jatuh sakit dengan suhu tubuh demam panas tinggi.
“Karena pasiennya panas tinggi, orang tua pasien ketakutan dan orang tuanya sendiri konsultasi dengan Dokter untuk di rujuk ke Ambon dengan Feri terakhir, yang di kawal dengan petugas medis dari RSUD, yang memakai perlengkapan baju anti Virus Covid- 19,itu yang mengakibatkan masyarakat menjadi ketakutan,”ungkap dr Anis Tapan.
Tapang menjelaskan, agar tidak tertular sesuai protap untuk petugas kesehatan baik itu di Puskesmas maupun Rumah Sakit yang menangani Orang Dalam Pengawasan(ODP) Covid-19 harus memakai perlengkapan kesehatan anti virus Covid-19
“Kepada masyarakat yang ada di Kabupaten SBB, agar tetap tenang jangan panik dan tidak menyebarkan maupun memberikan isu-isu sembarangan. Karena bila seorang pasien tertular Covid-19, tentunya harus ada pemeriksaan dari laboratorium, baru bisa tau hasilnya. Dan pemeriksaan laboratotium ini harus di Ambon, karena kalau kita mau ambil petugas dari Ambon untuk pemeriksaan pasien itu kan repot, sebaiknya kita rujuk ke Ambon biar petugas periksa di hasilnya di laboratorim yang ada di Kota ambon saja,jadi Kabupaten SBB sekarang ini ODP suda 14 orang,”tutur Katim Gugas Covid-19 Kabupaten SBB.
Di tempat terpisah Bupati Seram Bagian Barat, Muhamad Yasin Payapo yang di dampinggi Forkopimda Kabupaten SBB , yang dtemui Wartawan di Rumah Susun ( Rusun) jalan Mata Empat, menjelaskan, untuk menampung pasien ODP Covid-19, Pemkab SBB akan menjadikan Rusun sebagai rumah sakit alternative penangan Covid-19. Hal tersebut dilakukan bila ada masyarakat yang tertular virus Covid-19, sudah tentu akan di rawat di rumah sakit alternativ di Kabupaten SBB. Pemilihan Rusun menjadi RS alternative penanganan Covid-19 di Kabupaten SBB, dikarenakan jaraknaya jauh dari perumahan masyarakat, dan jauh dari keramaian.
“Selaku Bupati SBB, saya menghimbau kepada masyarakat agar mari kita menjaga kebersihan, terutama di rumah-rumah harus di sediakan sabun dan air cuci tangan di depan rumah, maupun di toko-toko. Hal ini dilakukan agar setiap pengunjung yang datang untuk berbelanja harus mencuci tangan dan setelah selesai belanja harus cuci tangan. Kita menjaga kebersihan agar jangan kita terjangkit wabah ini,”himbau Payapo. (CNI-04)