“Kami ingin Bintang Bapak bersinar terus, tapi kalau Tuhan menghendaki lain, Bintang Bapak menjadi berkat bagi perdamaian Maluku,” Ketua Majelis Pekerja Harian Sinode Gereja Protestan Maluku Elifas Maspaitella.
Ambon, CakraNEWS.ID– Menjalankan tugas sebagai Kapolda di Maluku memiliki tantangan yang serius yaitu menjaga situasi kohesi sosial agar masyarakat tidak terjebak lagi ke dalam konflik sosial atas alasan dan untuk tujuan apapun. Adalah tugas kepolisian untuk mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban sosial dalam masyarakat.
Selama menjabat sebagai Kapolda Maluku, beberapa kali timbul konflik sosial yang patut disesali. Namun kepolisian daerah Maluku, dalam hal ini dibawah kepemimpinan Irjen. Pol. Drs. Lotharia Latif, SH, M.Hum dapat meredam konflik itu, dan memfasilitasi secara langsung/cepat proses-proses penyelesaian dan damai.
Meskipun, situasi pemulihan keamanan secara permanen, misalnya di Kariu, masih perlu diupayakan terus, dan ini butuh kesadaran dan keterlibatan semua elemen masyarakat, lembaga agama, pemangku kebijakan publik lokal dan di daerah, melalui kolaborasi bersama kepolisian sebagai katalisatornya. L
Dalam semuanya, kita melihat perkembangan yang signifikan dalam proses kohesi atau perdamaian masyarakat secara menyeluruh di Maluku.
Irjen Pol. Drs. Lotharia Latif, SH, M.Hum adalah sosok Kapolda yang komunikatif. Di era disrupsi teknologi dan post-truth, ia menampilkan sosok kepemimpinan milenials yang tidak sungkan menjumpai masyarakat melalui pertemuan langsung maupun pada platform media sosial.
Saya punya kesan tersendiri, ketika melayani Natal Polda Maluku tahun 2023, Pak Kapolda mengundang salah seorang pemuda gereja yang viral membawakan lagu AVE MARIA di Tik Tok, dan Pak Kapolda menonton sendiri konten tersebut, lalu mengundangnya untuk membawakan lagu itu pada ibadah Natal Polda.
Malah Pak Kapolda mengenal profile pemuda tersebut sampai pada urusan perkuliahannya yang terhambat penyelesaian. Sungguh di situ saya melihat sensetifitias kemanusiaan seorang Kapolda yang tinggi, dan itu ia dapati dari jagad media sosial. Ruang media sosial dijadikannya sebagai wahana perjumpaan dengan semua lapisan masyarakat namun bukan secara virtual tetapi kemudian melalui perjumpaan langsung (bakudapa).
Saya mendapat kesan kuat mengenai sosok Irjen Pol. Drs. Lotharia Latif sebagai pemimpin yang inovatif, kontekstual-transformatif.
Ia menjadikan karakter budaya masyarakat sebagai aspek utama dalam memecahkan masalah. Di sisi lain, ia melakukan lompatan-lompatan yang baik dalam pengembangan institusi kepolisian daerah Maluku.
Saya tidak mengatakan bahwa membangun Mapolda yang baru dan representative adalah prestasi terbaik seorang Polisi atau Kapolda, tetapi saya yakin pada Mapolda yang representative itu akan ada kebijakan-kebijakan kepolisian yang lebih membumi, dan seluruh personil akan dikonsolidasi secara lebih baik.
Program “Basudara Manise” adalah sebuah program yang telah menjumpakan polisi dengan semua lapisan masyarakat. Saya beberapa kali terlibat dalam program tersebut termasuk melalui RRI Programa I Ambon, dan saya berpendapat bahwa Polisi di Maluku semakin dekat di hati masyarakat.
Sudah lama saya sampaikan kepada Pak Kapolda, kami ingin bintang bapak terus bersinar di kepolisian. Tetapi jika Tuhan menghendaki yang lain, bintang bapak itu menjadi berkat bagi perdamaian Maluku.