Mimika, CakraNEWS.ID – Dalam semangat memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-65 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), PC PMII Kabupaten Mimika menggelar Dialog Kebangsaan yang sarat nilai dan makna, Rabu (23/4) di Hotel Horison Ultima Timika.
Dengan mengusung tema “Aktualisasi Revolusi Pergerakan dalam Kebinekaan”, kegiatan ini menjadi ruang refleksi sekaligus aksi nyata dalam memperkuat komitmen kebangsaan di tengah dinamika keberagaman Papua.
Kegiatan dengan menghadirkan sejumlah narasumber dan dihadiri para tokoh pemuda, akademisi, mahasiswa, serta perwakilan lintas organisasi lainnya menjadi saksi kuatnya semangat persatuan dalam kebinekaan. Dialog berlangsung hangat, penuh semangat kebersamaan, dan menjadi oase pemikiran di tengah kompleksitas tantangan sosial yang dihadapi masyarakat Mimika.
Dalam sambutannya, Ketua PC PMII Mimika, Abdullah Rahman Bugis, menegaskan bahwa kebinekaan bukan sekadar konsep, melainkan jalan yang harus dirawat bersama menuju kedamaian sejati di tanah Amungsa, bumi Kamoro.
“Tema ini kami pilih bukan tanpa alasan. Papua, khususnya Mimika, telah cukup lama bergumul dengan konflik horizontal yang seringkali merenggut korban dari sesama anak bangsa. Kami percaya bahwa hanya dengan memeluk perbedaan, kita bisa membangun perdamaian yang hakiki,” ujar Bugis dengan nada tegas namun penuh harap.
Selain itu, Bugis juga mengajak generasi muda dan mahasiswa untuk tidak sekadar menjadi penonton dalam dinamika sosial yang terjadi, tetapi hadir sebagai agen perubahan penyambung nilai-nilai toleransi, penggerak semangat kebersamaan, dan penjaga keutuhan NKRI.
“Perbedaan politik, budaya, maupun agama bukan halangan, tapi modal sosial. Dari keberagaman inilah kita bisa menggali kekuatan sejati. Kebinekaan bukan hambatan, melainkan jembatan menuju kehidupan masyarakat yang harmonis dan adil,” lanjutnya.
Orang nomor satu di PMII Cabang Mimika itu juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif untuk terus berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui pendekatan yang mengakar pada budaya lokal.
Dia menekankan pentingnya pemahaman terhadap identitas dan peradaban Papua sebagai fondasi dalam membentuk masyarakat yang berdaya dan berkarakter. Dalam pandangannya, kata Bugis revolusi pergerakan hari ini adalah revolusi nilai membumikan toleransi, menghidupkan solidaritas, dan menguatkan identitas kebangsaan.
“PMII Mimika berkomitmen menjadi mitra kritis sekaligus solutif bagi pemerintah. Kami ingin semboyan Eme Neme Yaware berjalan dan bekerja bersama menjadi semangat kolektif dalam membangun Mimika yang damai, inklusif, dan bermartabat,” tegasnya mengakhiri.***Redaksi-CNI.