Maluku,CakraNEWS.ID- Anggota DPD RI maupun DPR RI ditantang untuk menunjukkan hasil kerja kerasnya selama menjadi wakil Maluku di pusat. Tantangan ini disampaikan salah satu warga Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) berinsial NT yang namanya enggan dipublikasi kepada wartawan, Senin (6/5/2019), menanggapi pernyataan salah satu Calon anggota DPD RI, Novita Anakotta yang menyatakan telah bekerja keras untuk Maluku.
Novita Anakotta bahkan dinilai terlalu terburu-buru membantah telah memberikan janji dalam masa kampanye.
“Beta mau tantang antua, termasuk semua anggota DPD dan DPR petahana, untuk menyebutkan satu atau dua saja saja hasil kerja kerasnya untuk Maluku. Bila perlu, iklankan saja apa yang sudah dilakukan. Kerja keras apa yang Antua lakukan, tidak dijelaskan? Minta tolong jurnalis untuk tanya juga itu,” tuturnya.
NT mengatakan, tantangan itu hal yang biasa. Sebenarnya tanpa ditantang, mereka harus dapat memberikan penjelasan kepada rakyat di Maluku. Bahkan mereka wajib memberikan penjelasan.
“Kalau Antua kerja keras untuk Maluku. Yang mana hasilnya? Kalau tidak bisa tunjukkan, darimana klaim kerja keras itu,” tegasnya.
Menurut NT, seharusnya DPD bisa membawa berbagai masalah yang ada di masyarakat ke pusat, dan disosialisasikan kepada Presiden dan Menteri, bahkan ke luar negeri. Kalau di daerah lanjut NT, sudah ada Gubernur, Bupati ataupun walikota.
“Heran juga, mereka sendiri lupa tugasnya dan membanggakan sebagai juru sosialisasi program BPJS. Itu cukup staf kesehatan Bu. Tapi tidak tahu, kalau sosialisasi program pilar-pilar dianggap sebagai kerja keras, ya sudah. Mungkin benar katong awam, tapi seng bajanji sembarangan?” tuturnya.
NT menyebutkan, saat ini memang musim janji dan begitu mudah orang berbalik badan. Menyedihkan lagi lanjutnya, ketika mereka menganggap masyarakat awam dan bisa dibodohi. NT juga meminta Novita untuk mengingat kembali, termasuk mengecek jaringannya yang bekerja dalam Pemilu 2019, karena tidak ada manfaat untuk memfitnahnya.
“Mungkin dia tidak turun pada masa kampanye, tetapi coba ingat lagi, jangan-jangan timnya beri bantuan semen 50 bantal yang dibeli di Kairatu, SBB; pernah panggil tokoh agama ke Ambon, atau jangan-jangan pernah janji membantu pembangunan pastori di salah satu negeri di Pulau Haruku,”bebernya.
Dia juga menuturkan, masih ada janji yang diberikan di beberapa negeri.
“Coba ibu Novita ingat lagi pernah memberikan apa kepada grup koor di salah satu negeri di Leitimur Barat. Tidak tahu siapa yang bagi tas ya. Beta bantu kasih ingat, itu bulan Februari 2019. Mungkin Antua tidak janji atau memberikan sendiri, tetapi jangan sampai jaringannya. Bagi beta, Antua hebat, karena seng turun kampanye saja dapat suara yang besar, apalagi kalau turun kampanye kan, iya to,” jelasnya.
NT mengaku mengalami sendiri banyak janji-janji untuk meyakinkan pemilih sebelum pemungutan suara.
“Sebaiknya, siapapun caleg jangan mudah mencuci tangan, membiarkan tim menebar janji, tapi ketika diminta masyarakat cepat-cepat ingkar janji. Mereka berani mengumbar janji, tapi terburu-buru melupakan. Orang mengerti hukum, pasti tahu celah hukum, sehingga tidak malu-malu menggunakan celah hukum untuk meraih keuntungan,” pungkasnya. (CNI-01)