Dobo,CakraNEWS.ID- Pemenuhan gizi yang seimbang adalah salah satu cara untuk mencegah stunting. lsi Piringku menjadi jawaban bagi masyarakat dalam memahami bagaimana Porsi makan Yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi,
Porsi isi piringku terdiri makanan pokok yakni sumber kabohidrat dengan porsi 2/3 dari 1/2 piring. Lalu dilengkapi dengan Iauk-pauk dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring. Untuk setengah piring lainnya diisi dengan proporsi sayur-sayuran dengan porsi 2/3 dan buah-buahan dengan porsi 1/3.
“lsi piringku adalah pengganti konsep 4 sehat 5 sempurna. Konsep lama tersebut kini tidak Iagi mengakomodasi pemenuhan gizi seimbang. Selain menerapkan lsi Piringku, kami juga mengajak masyarakat untuk mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak,” ujar Kasubdit Informasi dan Komunikasi Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Marroli J. Indarto, di acara forum sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (Genbest), Dobo, Hotel Grand Aru Kamis (12/9/2019).
Masih kata Marolli J Indarto, Panduan makan sehat ini tidak hanya membuat kenyang, tetapi Juga memastikan tubuh sehat dan cukup gizi. Namun sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui kampanye isi piringku. Padahal dengan menerapkan isi piringku. Stunting bisa dicegah sejak awal.
Oleh karena itu, Kementerian Kominfo mengajak milenial Kepulauan Aru melalui forum sosialisasi Genbest untuk mengampanyekan informasi mengenai isi piringku. Diharapkan para generasi muda dengan cara-cara yang kreatif bisa menyebarkan dan mengajak sekitar nya untuk menerapkan panduan makan sehat ini. Tak hanya menerapkan lsi Piringku. diharapkan para remaja juga menerapkan gaya hidup sehat, seperti mencuci tangan pakai sabun, berolahraga, memantau berat badan, dan minum air putih 8 gelas setiap hari.
Dengan cara ini, remaja putri masa kini tidak hanya menjaga kesehatan sendiri tetapi juga akan berdampak dimasa yang akan datang, dimana mereka akan melahirkan generasi yang sehat dan bebas stunting. Langkah Pemerintah Menurunkan Prevalensi Stunting Secara definisi stunting adalah kekurangan gizi kronik pada anak balita yang terjadi dalam jangka waktu lama. Pemerintahan Joko Widodo Jusuf Kalla bekerja keras menurunkan tingkat prevalensi stunting dari 37,2% (Riskedas. 013) menjadi 30,8%(Riskedas.2018)
Angka tersebut masih tinggi apabila dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yakni 20%. Namun pemerintah optimis angkanya semakin turun karena ragam kebijakan Intervensi penanggulangan stunting
Pemerintah melakukan intervensi dalam dua skema pertama Interfensi spesifik atau gizi dengan memberikan makanan tambahan untuk lbu hamil dan anak. suplementasi gizi pemberian tablet tambah darah, dan konsultasi. Kedua, intervensi sensitif atau non gizi seperti penyediaan sanitasi dan air bersih. lumbung pangan, alokasi dana desa, edukasi, sosiallsasi dan sebagainya.
“Program pemerintah untuk menurunkan stunting meliputi berbagai aspek yaitu kesehatan maupun non kesehatan. Namun ragam program tidak akan berdampak banyak, biIa tidak disertai pola pikir sehat Untuk itu, harus ada pembahan perilaku dari masyarakat,” ungkap Marroli.
Oleh karena itu. Kementerian Kominfo sebagai koordinator kampanye penumnan prevalensi nasional menyelenggarakan Forum Sosialisasi Genbest untuk mengedukasi para siswa SMA,mahasiswa. serta anggota komunitas Kabupaten Kepulauan Aru seputar stunting, wawasan pemenuhan gizi yang seimbang, dan cara menjalani pola hidup sehat.
Kementerian Kominfo juga berharap dengan adanya Forum Sosnalisasi Genbest ini. para remaja Nunukan juga dapat menjadi agen komunikasi dalam mensosialisasikan dan mengomunikasikan mengenai penoegahan stunting kepada teman-teman sebaya mereka, baik melalui tatap muka maupun melalui sosial media.
Tak hanya melalui Forum Sosialisasi Genbest, para remaja bisa mendapatkan informasi lebih Ianjut seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak juga dapat diakses melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid serta @infokompmk. Para generasi muda dapat pula mengunduh aplikasi android ‘Anak Sehat’ untuk mengetahui informas: mengenai kesehatan ibu dan anak serta sebagai aIat pantau digital tumbuh kembang anak.
“Kami mengajak masyarakatuntuk dapat melakukan 3P (Peduli, Pahami dan Partisipasi) untuk membantu pengurangan stunting. Peduli berarti masyarakat peduli dengan sekitar, terutama kondisi kesehatan keluarga. Pahami sebanyak mungkin infon’nasi terkait stunting. Mari bersama-sama berperan aktif menyukseskan gerakan sadar stunting ini dalam rangka kontribusi pada pembangunan manusia di Indonesia,” tutup Marroli.
Kegiatan di hadiri oleh wakil Bupati Aru, Kepala Infokom Aru, Pimpinan OPD, Ibu Wakil bupati, para Siswa, Bidan dan undangan lainnya. (CNI-09)