Piru, CakraNEWS.ID– KEBOBROKAN dalam tubuh pemerintah daerah kabupaten Seram Bagian Barat mencuat satu persatu pasca bergesernya Andi Chandra As’adudin dari kursi pejabat Bupati SBB.
Mamang, Salah satu pengusaha di kabupaten bertajuk Saka Mese Nusa itu membuka sejumlah keganjalan yang diduga sarat kepentingan dan permainan.
Bahkan menurut Mamang, permainan para oknum dalam mengatur tender sudah cukup lama dan meresahkan para pengusa di SBB.
Mamang kepada wartawan media ini di Ambon, Minggu (09/06) menjelaskan perihal keganjalan dalm tender Dinas Pendidikan.
Yang mana dikronologikan, awal ditayangnya paket tender oleh dinas Pendidikan lewat aplikasi LPSe tanggal 3 Mei 2024 ada sejumlah perusahaan yang ikut berpartispasi.
Sejumlah perusahan mendaftarkan penyedia untuk melakukan seleksi tender di aplikasi LPSe tersebut. Objek yang dikerjakan adalah pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya di SMP Negeri 13 kecamatan Huamual.
“Dari sekian perusahan yang berpartipasi, hanya Tiga perusahaan yang sampai pada tahap melakukan penawaran,” ungkap Mamang.
Lanjut dijelaskan, dalam jadwal evaluasi hanya satu perusahan yg mendapatkan undangan pembuktian. Dari ketiga perusahaan yang melakukan penawaran. Yakni CV. Tunas Harapan Maju.
“Lucunya perusahan CV Tunas Harapan Maju ini, notbennya data tenaga teknis sipil dan lapangan suda di cabut. Masa ininya ditetapkan sebagai pemenang,” ungkap dia.
Mamang mengendus, Satu dari dua perusahan yang lainnya, tidak cacat administrasi sama sekali. Bahkan melakukan penawaran jauh lebih menguntungkan pemerintah kabupaten SBB dibanding yang dipilih.
“Kita semua tahu cara mainnya. Sehingga Saya tentu curiga. Saya tentu heran. Makanya itu Pokja dan PPK SBB perlu di pertanyakan. Kenapa data perusahan yang lengkap datanya tidak di undang untuk evaluasi pembuktian. Jangan sampai ini ada udang di balik batu,” ungkap Mamang.
Mamang mengakui, permainan sejumlah oknum dalam hal memenangkan perusahan di dalam tender patut dicurigai. Karena, hal yang ditemui cukup sepeleh dan tidak ribet untuk ditelaah lebih jau.
“Maka itu kami meminta kepada kepala pemerintah PJ Bupati SBB yang baru, Bapak Dr. Achmad Jais Ely untuk menegur PPK dan Pokja yang suka bermain api. Bagaimana SBB mau maju kalo sistimnya sudah hancur berantakan seperti ini. Bila perlu bersihkan birokrasi jika PJ ingin perubahan signifikan di SBB dalam waktu singkat ini” pungkas dia.*** CNI-04