Maluku,CakraNEWS.ID- Kisruh bangkrutnya PT.Kalwedo sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dibeberkan mantan Direktur Operasional, Lukas Tapilow.
Lukas Tapilouw, yang awalnya menjabat sebagai Direktur Operasional, PT Kalwedo, mengakui terbentuknya PT.Kalwedo sebagai BUMD di tahun 2012, untuk mengelola anggaran KMP.Marsela, sarat dengan nepotisme yang diperankan oleh Direktur Utama PT.Kalwedo, Benjamin Thomas Noach.
Lukas Tapilouw, yang dikonfirmasi media CakraNEWS.ID, Rabu (19/5/2021) menuturkan, usai pelantikan Bupati Kabupaten Maluku Barat Daya tahun 2012, dirinya yang saat itu bekerja sebagai Pegawai Bank Indonesia Cabang Ambon, dipanggil Bupati MBD yang saat itu dijabat oleh Barnabas Nataniel Orno, untuk brangkat di Kabupaten MBD.
Tiba di Kabupaten MBD, Lukas Tapilouw, kemudian di angkat bersama Semy Udiata sebagai staf Direksi mendampingi Benyamin Thomas Noach, sebagai Direktur Utama untuk mengelola, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT.Kalwedo.
Menjadi Direktur Operasional PT Kalwedo sejak dilantik tahun 2011-2012,Lukas Tapilow mengakui tidak pernah di berikan penjelasan oleh Benjamin Thomas Noach selaku Direktur Utama PT Kalwedo.
“Sejak beta diangkat menjadi staf Direksi bersama Semi Udiata (Direktur Keuangan) dan Benjamin Thomas Noach selaku Dirut tahun 2011. Saat pelantikan memang beta di Ambon, jadi tidak sempat untuk mengikuti langsung pelantikan sebagai staf direksi PT Kalwedo,”ujar Tapilouw.
Tapilouw menuturkan, setelah kembali dari Ambon ke MBD, dirinya di beritahu oleh Bupati MBD, Barnabas Orno untuk menemui Dirut PT Kalwedo, Benjamin Thomas Noach untuk meminta uraian tugas dalam pengelolaan anggaran, KMP Marsela yang saat itu tiba di MBD di akhir tahun 2011 memasuki tahun 2012. Hal ini dilakukan oleh Bupati MBD, dikarenakan untuk mengelola KMP Marsela harus di bentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Sejak beroperasinya KMP Marsela ditahun 2012, selaku Direktur Operasional PT Kalwedo, beta (Saya) tidak diberikan tanggung jawab sesuai kerja masing-masing dari Dirut PT Kalwedo. Dan di tahun 2012 pindah dari Kiasar ke Moa, setiap bersandarnya KMP Marsela di pelabuhan Kaiwatu, selaku Direktur Operasional, beta hanya bisa melihat kapal, tetapi tidak di berikan hak dan kewenangan untuk mengatur terkait aktifitas KMP Marsela. Hal ini diakuinya karena, aktifitas bongkar muat, penumpang, KMP Marsela telah di atur oleh orang-orang dekat Benjamin Thomas Noach.
Tapilouw menuturkan, menjabat sebagai Direktur Operasional PT Kalwedo, dirinya sama sekali tidak pernah di berikan kewenangan untuk mengurus proses pelayaran dari KMP Marsela. Hal ini di karenakan semuanya diatur oleh sendiri oleh Benjamin Thomas Noach selaku Dirut PT Kalwedo.
“Aktifitas KMP Marsela, semuanya di kelola oleh orang-orang dekat Dirut PT Kalwedo. Mulai dari Komprador yang bertugas untuk mengurus surat-surat kapal, Mario Matmei, keponakan Benjamin Noach, begitupula bendahara keuangan, Fredi Abaulu (Pangkat Adik). Namun di tahun 2014, Fredi Abaulu mengundurkan diri karena tidak ada kecocokan terkait penanganan keuangan dengan Benjamin Noach selaku Dirut PT Kalwedo,”ungkap Lukas Tapilouw.
Tapilouw mengatakan, selaku bendahara keuangan PT Kalwedo, Fredi Abaulu juga pernah menceritakan masalah mundur dirinya, lantaran adanya campur tangan dari Dirut dan istrinya dalam mengelola keuangan PT Kalwedo.
“ Sebelum mundur dari Bandahara Keuangan, Fredi Abaulu pernah cerita ke saya terkait, adanya intervensi istri dan Dirut PT Kalwedo, terkait pengelolaan keuangan. Saya juga telah menyampaikan kepada Fredi Abalu, untuk berurusan dengan Dirut PT Kalwedo, Benjamin Thomas Noach,”Ucapnya.
Tapilouw mengatakan, selaku staf direksi operasional, dirinya hanya diberikan kesempatan oleh Benjamin Thomas Noach, selaku Dirut PT Kalwedo untuk menghadiri rapat dengan pihak Dok terkait perbaikan KMP Marsela.
“Beta hanya diberikan kesempatan dari Dirut PT Kalwedo, 1 kali untuk menghadiri rapat bersama pihak dok, sebelum KMP Marsela naik dok. Itupun SPPD diberikan langsung oleh Pa Benjamin Noach. Usai pertemuan dengan pihak dok untuk membicarakan dok KMP Marsela, beta langsung kembali ke MBD. Beta pun tidak diberikan hak untuk mencampuri doking KMP Marsela, baik itu anggaran belanja terkait perbaikan,”Ucapnya.
Tapilouw menuturkan, kehadirinya dirinya dengan pihak dok terkait perbaikan KMP Marsela, di damping oleh kapten KMP Marsela bersama ABK, dan konsultan Kapal Rizard Luhulima dari Fakultas Teknik Unpatti, yang merupakan rekan Benjamin Noach.
“Jermias Orno, Kapten KMP Marsela, konsultan kapal Rizard Luhulima, yang waktu itu hadiri bersama saya dalam rapat dengan pihak Dok. Terkait dengan biaya perbaikan, telah di berikan kewenangan oleh Pa Benjamin Noach kepada konsultan kapal. Nanti kalau ada masalah-masalah lain terkait KMP Marsela, yang diperintahkan Pa Benjamin Noach baru saya urus,”ucap mantan Direksi Operasional PT Kalwedo.
Lanjut dikatakannya, doking kapal KMP Marsela dilakukan Dirut PT Kalwedo, Benjamin Thomas Noach, merupakan doking tahunan. Sehingga pada saat Benjamin Thomas Noach, maju pada Pilkada MBD tahun 2012, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku, meminta adanya surat pengunduran diri Benjamin Thomas Noach selaku Dirut PT Kalwedo. Sehingga melalui pertimbangan, selaku Direktur Operasional PT Kalwedo, dirinya di angkat menjadi Direktur Utama PT Kalwedo. (CNI-01)