Catatan ringan untuk kabupaten Seram Bagian Barat | Oleh: Tegar Putuhena
Opini, CakraNEWS.ID– Kampung saya, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) mendadak jadi pembicaraan “jakarta” karena penunjukan seorang perwira TNI aktif sebagai Penjabat Bupatinya yg oleh banyak kalangan dianggap melanggar norma.
Ada bagusnya juga. Orang luar Maluku jadi tahu kalau ada satu tempat di Indonesia ini yang namanya SBB. Anda harus menyeberang dari pulau Ambon kurang lebih 2 jam menggunakan kapal feri untuk bisa kesana. Kalau tidak mau naik feri, kamu bisa berenang. Hehe
SBB itu Seng Beres-Beres (seng artinya tidak). Itu plesetan orang-orang untuk menggambarkan kondisi daerah itu. Mekar di 2004 hingga kini belum ada perkembangan berarti. Masih gitu-gitu aja. Listrik di desa saya saja, Iha Luhu, hanya menyala mulai bedug maghrib hingga azan subuh. Rezim boleh saja terus berganti namun soal listrik di kampung saya, masih sama seperti zaman pak Harto. Slogan “enak zamanku tho” tidak berlaku disana.
Padahal kalau kita bicara potensi daerah, sebenarnya tak kurang. Ada nikel dan potensi tambang lainnya yang melimpah. Konon ada sekian banyak gunung yang mengandung bahan tambang di dalamnya dan masih perawan. Entah ini keuntungan atau kutukan.
Potensi pertanian dan perikanannya juga jangan ditanya. Kakek saya dahulu mampu sekolahkan anaknya hingga ke pulau jawa berkat panen pala dan cengkeh. Tapi kini, kebanyakan petani cengkeh pala disana beralih profesi sebagai penambang ilegal. Sudah banyak yang berakhir di penjara namun tak ada jera. Jangan tanya mengapa. Sudah pasti karena hasil yang lebih menjanjikan seolah menihilkan segala resiko. Karena bagi mereka, menjadi petani atau nelayan saja tidak cukup menjawab persoalan.
Lalu mengenai Pj Bupati SBB yang baru, apa mau dikata. Keputusan sudah dibuat. Meski ada celah hukum, jgn harap masyarakat akan paham. Bagi mereka, memastikan dapur tetap mengepul adalah yg terpenting. Soal demokratisasi, biar Jakarta saja yang pikir. Buat orang-orang ‘penting’ di daerah, lebih menguntungkan untuk amankan posisi daripada jadi oposisi.
Sebaiknya Pj Bupati yang baru punya visi memajukan kabupaten. Memang betul, anda bukan putra daerah. Selama ini SBB selalu dipimpin oleh putra daerah tapi ya selalu gitu-gitu aja. Mungkin saja kalau dipimpin “orang lain”, kepala-kepala batu di SBB bisa melunak. Barangkali, nikel dan sejenisnya bisa mulai diapa-apakan.***
Isi diluar tanggung jawab redaksi