AMBON,MALUKU- Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dan Kepala Puskesmas yang ada di masing-masing daerah, diminta mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki dalam rangka menyelesaikan permasalahan kesehatan di daerah masing-masing.
Demikian ditegaskan Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Nila Moeloek dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten III Setda Maluku, Zulkifli Anwar mewakili Gubernur Maluku pada Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-54 yang dipusatkan di Istana Mini, Banda Neira, Senin (12/11/2018).
Menurut Moeloek, puskesmas dan tenaga kesehatan, harus mengambil peran, mencerdaskan masyarakat untuk hidup sehat, dengan secara aktif dan terus menerus, melakukan upaya promosi perilaku hidup bersih dan sehat.
Apalagi, saat ini, sebut Moeloek, alokasi anggaran untuk bidang Kesehatan yang disiapkan oleh pemerintah cukup besar, sehingga besar juga harapan agar permasalahan kesehatan dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Permasalahan kesehatan di Indonesia yang masih dihadapi dan menjadi tantangan untuk segera diselesaikan, diantaranya, masih tingginya angka kematian ibu, tingginya angka kurang gizi, penyakit menular dan tidak menular.
“Ini harus segera diselesaikan, jika kita ingin meningkatkan kualitas hidup, saat ini dan masa yang akan datang,” ungkap Moeloek.
Moeloek juga menyampaikan berbagai keberhasilan yang dicapai di Bidang Kesehatan, salah satunya adalah Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau GERMAS yang diprakarsai oleh Presiden RI telah menjadi suatu gerakan nasional, yang telah tertuang dalam Inpres No.1 Tahun 2017 tentang Germas.
Pemerintah juga sebut Moeloek, dalam kaitan peran untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan yaitu, melalui perlindungan finansial, telah dibayarkan iuran bagi Penerima Bantuan Iuran (PIB), yakni 87,8 juta jiwa, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 92,3 juta jiwa.
Adapun fasilitas kesehatan tingkat pertama yang menerima layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dari 19.969 pada tahun 2015, meningkat menjadi 21.763 pada tahun 2017.
“Untuk fasilitas tingkat lanjutan juga mengalami peningkatan dari 1.847 faskes pada tahun 2015 menjadi 2.292 pada tahun 2017,” papar Moeloek.
Sementara itu, Pemenuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk memenuhi akses pelayanan kesehatan khususnya di daerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) hingga tahun 2017, pemerintah telah menempatkan 6.316 tenaga kesehatan melalui Nusantara Sehat (NS), Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) serta penugasan khusus calon dokter spesialis.
Pemerintah juga kata Moeloek, pada tahun 2017 dalam rangka meningkatkan mutu layanan, telah meningkatkan sarana dan prasarana pada fasilitas tingkat pertama sebanyak 375 rehabilitasi Puskesmas, 35 pembangunan gedung, 750 pembangunan baru puskesmas, 34 unit Puskesmas Keliling Perairan, 537 Unit Puskesmas Keliling Roda Empat dan 2.525 peningkatan saranan dan prasarana puskesmas serta 10.437 penyediaan alat kesehatan di puskesmas.
“Saat ini juga untuk fasilitas kesehatan tingkat rujukan telah terdapat 104 RS rujukan regional, 20 RS rujukan provinsi, 4 RS Nasional dan 408 RSUD lainnya,” bebernya.
Sedangkan untuk capaian Program HIV/AIDS, melalui upaya terobosan Temukan, Obati. Masih kata Moeloek, pertahankan pengobatan ARV (TOP), sampai tahun 2017, telah diberikan ARV sebanyak 87.031 orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Masih kata dia, upaya pengendalian TBC, melalui upaya inovasi Temukan, Obati Sampai Sembuh atau TOSS, dengan menerapkan integrasi kegiatan Program Indonesia Sehat Pendekatan keluarga (PIS-PK), diperoleh success rate, minimal 85% sampai 2017 di 307 kabupaten/kota.
“Untuk proporsi status gizi sangat pendek dan pendek pada Balita juga mengalami penurunan dari 37,2% pada tahun 2013, menjadi 30,8% di tahun 2018,” tandas Moeloek.
Berkaitan dengan Peringatan HKN ke-54, dirinya mengajak seluruh insan kesehatan, baik di jajaran Kementerian Kesehatan, maupun di tingkat daerah, agar menjadikan peringatan HKN sebagai momentum untuk merefleksikan kembali, sejauhmana keberhasilan pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan, serta sejauhmana keberhasilan sektor kesehatan.
“Mari kita kobarkan semangat melayani, semangat menggerakan, semangat untuk mampu menangkap aspirasi masyarakat, semangat memandirikan dan memberdayakan masyarakat dalam pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, yang dimulai dari diri kita masing-masing,” imbaunya. (CNI-01)