Ambon, CakraNEWS.ID– Peringatan Hari Kesehatan Nasional yang ke 58 yang dirangkaikan dengan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) tahun 2020 dan launching gerakan Ambon Bebas tuberkulosis (Grabs TBC) sekaligus pencanangan penerapan PPK Badan Layanan Umum Daerah bagi klinik mata Vlisingen dan Puskesmas rawat inap Hutumuri.
Walikota Ambon Bodewyn Wattimena dalam sambutannya menyatakan, Germas merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif, rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma hidup sehat.
Untuk menyukseskan Germas kata dia, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja, peran stakeholder lain juga turut menentukan dan ditunjang juga oleh peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu, keluarga dalam mempraktekkan pola hidup sehat.
“Tidak kalah pentingnya adalah orang akademisi dunia usaha organisasi kemasyarakatan dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat,” paparnya.
Lanjut dijelaskan, Germas merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen masyarakat dengan kemauan dan kemampuan berperilaku sehat, untuk meningkatkan kualitas hidup.
Tujuannya adalah menurunkan beban penyakit, menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan, meningkatkan produktivitas dan menekan peningkatan beban finansial masyarakat untuk pengeluaran kesehatan.
“Selanjutnya dalam upaya mencapai target eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030, maka pemerintah kota Ambon memprakarsai suatu gerakan Ambon bebas TBC yang melibatkan semua stakeholder terkait dalam pengendalian TBC di Kota Ambon,” akuinya.
Gerakan Ambon Bebas TBC (Grabs TBC) merupakan gagasan baru yang memberdayakan kader Kesehatan sebagai garda terdepan dalam penemuan secara aktif terduga TBC sedini mungkin, untuk selanjutnya petugas kesehatan akan mendiagnosis dengan tepat dan mengobati sesuai standar sehingga dapat memutus mata rantai penularan TBC dimaksud.
“Ini proyek perubahan yang dibuat oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy. Selaku pemerintah Kota, pimpinan di kota ini, saya memberikan apresiasi yang tinggi. Kenapa karena TBC ini merupakan salah satu penyakit juga yang sangat mematikan dan cukup banyak penderita di Indonesia,” tegasnya.
Kalau tidak salah 301 orang per 1000 orang itu penderita TBC bayangkan cukup besar, karena itu upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon melalui Grabs TBC ini patut kita berikan apresiasi dan memberikan dukungan, karena apa inovasi ini bukan untuk dinas kesehatan, tetapi untuk masyarakat di Kota Ambon.
“Atas nama pemerintah kota kami memberikan apresiasi berterimakasih kepada Dr Wendy Pelupessy yang adalah peserta PIM 2 angkatan ke XXV, semoga inovasi ini tidak saja dibuat untuk memenuhi salah satu kriteria atau persyaratan untuk lulus dari Diklat PIM 2 tetapi yang terpenting adalah dapat diimplementasikan secara baik, supaya pada waktunya inovasi ini grab TBC ini bisa membantu Pemerintah Kota Ambon dan seluruh stakeholder yang terkait dengan kesehatan di kota ini untuk sama-sama kita bisa mengeleminir TBC di Kota Ambon yang kita cintai.”
“Selamat Ibu dr Wendy Pelupessy dan sukses untuk inovasi ini,” Tamba Wattimena.
Selanjutnya kami juga telah melakukan perubahan status klinik mata Vlisingen dengan puskesmas rawat inap Hutumuri. Jadi kami buka peluang koridor bagi institusi pelayanan publik untuk dikelola secara profesional dengan PPK Badan Layanan Umum Daerah, kalau ini dilakukan maka yang pasti kinerja kedua institusi atau faskes milik pemerintah kota ini akan semakin meningkat, kinerjanya akan meningkat
“Kita harapkan bahwa dengan meningkatkan pelayanan ini maka masyarakat akan semakin dapat memperoleh pelayanan yang maksimal dari klinik mata Vlisingen dan juga Puskesmas rawat inap di Hutumuri, kita berharap ini akan menjadi cikal bakal kita untuk dibuatnya Rumah Sakit,” pungaksnya.*** CNI-04