Ambon, CakraNEWS.ID– SEJUMLAH organisasi kepemudaan lintas agama di Maluku angkat bicara terkait insiden antar dua kampung bertetangga di Pulau Haruku, Rabu (26/01).
Organisasi yang kemudian memberikan keterangan pers itu diantaranya, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Maluku, DPD GAMKI Maluku, Komando Pemuda Katolik dan Pimpinan Wilayah Pemuda Anshor Maluku.
Ketua Wilayah PWPM Maluku Muhammad Anshari memulai konfrensi pers itu dengan ungkapan penyesalan mendalam terjadinya insiden tidak menyengkan tersebut.
Dikatakan, masyarakat Maluku untuk tetap tenang tidak terprovokasi isu murahan. Warga masyarakat Maluku umumnya dan warga di Kariu dan Ori Pulau Haruku khususnya dapat menahan diri dan saling memberikan penguatan untuk berpostif thinking.
“Oleh karena penting bagi kita semua untuk melakukan counter isu dengan mengajak seluruh masyarakat untuk tidak terprovokasi atas konflik ini,” ungkap Anshari
Khairudin Mahmud, Ketua OKK GP Ansor Maluku mengakui konflik dua negeri bertetangga itu merupakan konflik sosial. Yang mana dapat diselesaikan dengan hal hal sosial pula. Masyarakat jangan tarsapu isu liar di media sosial.
“Maluku punya sejarah. Maluku punya kedamaian, punya bukti gong perdamaian. Sebagai salawaku tangkal hoax dan tidak mudah terprovokasi isu liar yang memecah hubungan katong orang saudara di Maluku,” ungkap Kahirudin.
Ansor Maluku kata dia, mengajak masyarakat untuk memutus mata rantai hoax yang berefek pada putusnya hubungan orang saudara.
“Kita bersatu padu untuk menyuarakan tolak HOAX di Maluku dan tingkatkan pesan damai di media-media sosial,” ajaknya.
Sementara Ketua DPD GAMKI Maluku Heppy Leunard Lelepary mengakui, agenda menyikapi peristiwa di Pulau Haruku itu karena keterpanggilan.
“Serukan seruan damai di media sosial dan media mainstream. Setiap dari kita bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan damai. Keberdaan kami sebagai pemuda Maluku yang tergabung dari berbagai organisasi kiranya bisa menjadi spirit untuk meredakan konflik di Kariuw dan Ori.”
“Kami bersama masyarakat Kariuw dan Ori saat ini. Semoga kiranya pihak keamanan, Polda Maluku bisa dengan proporsional meredekan insiden tersebut,” harapnya.
Senda dengan sejumlah pimpinan OKP sebelumnya, Pemuda Katolik melalui Sekretaris Komando Novel Elminero lebih menegaskan kebanggaan menjadi orang Maluku. Yang mana menurutnya harus dikencangkan melalui pesan yang memiliki makna damai yang kuat.
“Saya tambahkan saja, bahwa kita di Maluku tidak sebatas Laboratororium perdamaian. Kalau laboratorium kita hanya berkutat pada penilitian. Saya mau katakan kita ini aquarium keberagaman dan perdamaian di Indonesia,” tegasnya.
Elminaro menyatakan langkah postif hari ini sejumlah OKP lintas Agama berkumpul menyampaikan pesan damai.
“Kami pastinya meminta perhatian pemerintah kabupaten Maluku Tengah untuk melihat kerugian akibat dari konflik sosial ini. Perhatian pemerintah untuk ganti rugi merupakan satu dari sekian upaya untuk menenangkan insiden ini.
“Terakhir, kami semua meminta perhatian basudara Maluku untuk menyuarakan kedamaian di negeri ini,” pungkasnya.
Untuk diketahui, keterangan pers empat organisasi rakasasa di Maluku itu menyikapi ketegangan yang terjadi di Pulau Haruku antar desa Ori dan Kariuw.
Ketegangan yang berujung adu kekuakatan dua desa bertetangga itu viral media sosial.
Hadir dalam konfresi pers tersebut selain Sekretaris Wilayah GP Ansor Maluku Masyuri Maswatu, Ketua Kaderasisi Pemuda Muhammadiyah Maluku dan kordinator media center pemuda Maluku Fahrul Kaisuku.*** CNI-02