Ambon, CakraNEWS.ID– PIMPINAN Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Maluku menyesalkan perbuatan oknum warga yang membawa serta Bendera Separatis dalam hajat Nontong Bareng (Nobar) Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) kota Ambon.
Penyesalan PWPM Maluku itu disampaikan melalui Fahrul Kaisuku kepada wartawan Jum’at, (10/05), dalam rangka merespon momentum Hari Pattimura yang akan dirayakan pada Lima hari mendatang (15 Mei-red).
Dirinya mengendus, perbuatan oknum tersebut mencoreng nilai-nilai moral perjuangan Pattimura secara historis.
“Selebihnya, efek yang paling dirasakan saat ini yakni Pemerintah kota Ambon yang memfasilitasi kegiatan bersama Forkopimda dan masyarakat,” akui Kaisuku.
Kaisuku menilai, aksi oknum yang diketahui anak usia 15 Tahun itu menjadi pukulan keras kepada Badan Intelijen Negara (BIN) provinsi Maluku.
Padahal kata Kaisuku, BIN secara nasional baru saja merayakan hari lahirnya pada 7 Mei 204 lalu.
“Saya langsung saja bilang. BIN Maluku kecolongan. Harusnya dalam bulan ini, meninggikan ikhtiar dan pengawasan karena punya kaitan dengan momentum hari Pattimura,” tegas Kaisuku.
Kaisuku menyatakan, dilibatkannya anak dibawah umur menjadi satu catatan penting. Yang mana, aktivis separatis di Maluku menargetkan generasi emas Maluku.
“Kami minta kepolisian mengusut tuntas, mencari otak dibalik aksi berani oknum Anak dibawah umur itu,” ungkap Kaisuku.
Sisi lain, Kaisuku yang diketahui anggota Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku, itu menilai respon warga sekitar yang hampir saja mengeroyok oknum anak dibawah umur yang mengibarkan bendera RMS.
“Artinya warga kota Ambon umumnya punya nasionalisme yang kuat. Sehingga respon mereka sontak hendak menghakimi oknum anak dibawa umur itu. Untung saja Polisi tadi malam bergerak cepat mengamankan,” akui dia.
Kaisuku menyatakan, aksi oknum anak dibawah umur lebih memperkuat analisa jejaring aktivis separatis masih aktif. Sehingga perlu adanya perhatian khusus, membentengi generasi muda Maluku di sekolah-sekolah melalui program-program yang menguatkan nasionalisme.
“Jejaring ini yang mesti didalami. Otak dari aksi tadi malam harus ditangkap. Anak dibawah itu, menurut hemat kami korban dari pencucian otak dan mungkin juga karena iming-iming hadiah. Kami minta Polisi mengusut tuntas masalah pengibaran bendera ini sebelum Maluku memuncaki kesakralan hari Pattimura 15 Mei mendatang,” pungkas Kaisuku.
Kronologis Kejadian Pengibaran Bendera Separatis
Sebelumnya, acara Nobar laga Indonesia vs Guinea di Lapangan Merdeka Ambon, Jumat (10/5/2024) oleh Forkopimda Kota Ambon bersama warga kota Ambon. Timnas U-23 Indonesia kalah dengan skor tipis 1-0.
Nobar di Ambon biasanya dibuat selain oleh pemerintah, juga oleh inisiatif warga di titik-titik tertentu di wilayah kota Ambon.
Salah satunya di simpang jalan A.M Sangadji , bersebelahan dengan masjid raya Al-Fatah Ambon.
Riuh olimpiade Paris 2024 tepatnya dikawasan simpang itu sekejap bergemuruh pasca beberapa menit setelah laga berakhir adanya aksi tak terduga oknum anak dibawah umur mengibarkan bendera terlarang tersebut. Kejadian itu terjadi sekira pukul 23.00 WIT.
Tampak dalam video yang diterima redaksi, Kamis malam itu pelaku membawa bendera bertubuh kurus mengenakan jaket hitam dan celana pendek biru dongker serta sendal.
Warga kota Ambon yang masih ramai usai Nobar itu langsung mengambil tindakan dengan hendak melampiaskan emosi mereka. Sebagai warga lainnya turut ikut lakukan pengamanan membantu Polisi.
Dikutip dari laman kompas.com, Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Kombes Pol. Driyano Andri Ibrahim mengakui adanya insiden tersebut.
Dikatakan, pelaku telah diamankan bersama barang bukti satu bendara yang diikatkan pada sebuah tongkat.*** CNI-04