Masohi, CakraNEWS.ID– AKHIRNYA, masalah ricuh yang berujung aksi palang jalan berkahir di meja mediasi.
Hal ini sebagaimana terpantau pada Kamis (28/03) di balai kantor Negeri Ruta kecamatan Amahai.
Polsek Amahai menggelar pertemuan dialogis membicarakan masalah kericuhan pasca pleno penghitungan suara KPUD Maluku Tengah.
Pertemuan akbar itu melibatkan Latupati dari negeri-negeri adat yakni Amahai, Rutah, Sepa dan Tamilouw.
Pertemuan digelar dengan tema umum, Kita ciptakan situasi yang aman dan harmonis di Kecamatan Amahai Kabupaten Malteng.
Adapun hadir dalam pertemuan tersebut yaitu, Wakil Ketua Latupati Maluku Tengah, Muhammad Jen Amahoru, Wakapolsek Amahai (Iptu Yongki silawane
Imbauan Latu Pati Maluku Tengah
Melalui wakil ketua Latupati Maluku Tengah Muhammad Jen Amahoru menyampaikan imbauan menjaga kamtibmas di wilayah tersebut.
“Mari bersama kita jaga dan pertahankan kerukunan hidup orang Basudara negeri-negeri adat yang berada di kec. Amahai ini supaya tetap aman dan damai,” ungkapnya.
Dikatakan, Apabila ada permasalahan antar negeri di kecamatan Amahai sudah sepatutnya tokoh di negeri dapat menyelesaikan dengan baik dan tuntas agar tidak berlarut larut sehingga dapat berimbas ke arah yang lebih besar.
“Pasca aksi ricuh yang berimbas pada aksi palang jalan mari kita pererat kembali hubungan silahturahmi yang harmonis dantoleransi antar umat beragama karena saat ini telah memasuki perayaan paskah dan kedepan kita akan merayakan hari raya Idhul Fitri 1445 H. Semoga dapat berjalan dengan aman dan damai,” bebernya.
Amahoru secara kelembagaan sekaligus pribadi mengucapkan terima kasih kepada segenap Raja-raja dan saniri atau staf negeri atas peranan yang suadah dilakukan selama ini demi negeri yang aman damai dan rukun.
Pesan Kamtibmas Polsek Amahai
Wakapolsek Amahai IPTU YONGKI SILAWANE mengawali perjumpaan yang khidmat itu menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada Negeri-negeri yang telah datang untuk hadir di Balai Desa Rutah.
“Terimakasih kepada pejabat desa Rutah Bpk Efendi R. Latuconsina yang telah memberikan dukungan dengan menyiapkan tempat dan ruang dalam memperlancar kegiatan ini,” ungkapa dia.
Dikatakan, semua warga punyai kewajiban yang sama dalam menjaga Kamtibmas terlebih bulan ramadhan.
“Ini agar tetap aman dan damai sehingga saya pun berharap semua negeri juga dapat membantu dan mengambil peran untuk menjaga dan membina masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dan terhasut dengan kepentingan oknum atau kelompok tertentu yang dapat berdampak pada konflik antar negeri Seperti yang terjadi pasca perhitungan suara di KPUD Malteng beberapa waktu lalu,” ungkap Waka Polsek.
Adanya salah paham yang berhujung pada aksi Pemalangan jalan baik antara Amahai dan Tamilouw maupun Ruta dengan Sepa mari jadikan masalah tersebut sebagai pelajaran berharga agar tidak terulang kembali.
“Saya merespon baik negeri-negeri yang langsung cepat dalam menanggapi permasalahan tersebut sehingga kejadian tersebut tidak berlarut larut dan berimbas pada aksi yang lebih besar,” paparnya.
Untuk itu kami kata dia, aparat kemanan dari Polsek Amahai menghimbau agar setiap permaslahan agardapat diselesaikan bersama kompenen negeri dan selalu berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan harapan kamiagar kedepan jangan lagi ada aksi tutup jalan karena jalan raya merupakan fasilitas umum milik negara yang diperuntuhkan untuk kepentingan masyarakat secara umum.
“Apabila aksi tutup jalan terus terjadi maka akan berdampak pada negeri atau desa lain sehingga aktifitas masyarakat pada umumnya ikut terganggu,” tegas dia.
Dalam hal menyikapi aksi warga tersebut, Wakapolsek menjelaskan telah menjalankan SOP Tindakan dalam kepolisian : Tindakan Preemtif (pembinaan) , pereventiv (peringatan) dan reperesif (Penegakan Hukum).
Masukan dan Tanggapan Perwakilan Negeri-Negeri Adat
Sekertaris pemerintahan negeri Sepa Abdullah sopalattu menyampaikan, untuk antispaisi lebaran agar semua pihak bisa menyampaian info bahwa mendekati lebaran sering adanya anak-anak muda dalam mengkonsumsi miras dan dikhawatarikan akan berimbas pada gangguan Kamtibmas yang berpotensi terjadinya konflik.
Sementara Perwakilan tokoh agama dari desa Rutah Bpk Idris Latarissa menyampaikan Komitmen setiap negeri agar kemanan negeri tetap terjaga sampai Keluar negeri/desa.
Dikatakan, hilangkan Ego dan fanatisme negeri yang sempit karena hubungan emosional antar negeri itu selalu ada atas dasar perkawinan dengan negeri-negeri tetangga selalu terjadi.
Tegakan peraturan negeri (Perneg) dan perturan antar negeri) yang mengikat dengan sanksi sehingga Anak-anak negeri tidak seenaknya melakukan pelanggaran yang berdampak pada gangguan antar negeri di kec.amahai
“Apabila aturan ini dijalankan maka terciptalah kemanan yang aman dan harmonis di stiap negeri/desa,” tegas dia.
Pantaun media ini, pertemuan berkahir dan dilanjutkan dengan foto bersama dan Deklarasi dari tokoh-tokoh negeri Amahai, Rutah,Sepa dan Tamilouw dengan
Deklarasi Damai Bersama
Usai dilakukan dialog, dilakukan pembacaan naskah deklarasi dan foto bersama.
“Kami tokoh-tokoh adat negeri Amahai, Rutah Sepa dan Tamilouw siap membantu pemerintah dan aparat kemanan dalam menjaga serta memelihara Kamtibmas agar tetap aman dan kondusif di Kecamatan Amahai Kabuoatej Maluku Tengah,” demikian isi dekalrasi tersebut.
Hadir dalam agenda tersebut, Raja Negeri Tamilouw Upu Sukardi Tomagola, Pejabat Negeri Rutah Sdr. Efendi R Latuconsina, Sekertaris Pemerintah negeri Sepa Bapak Abdullah Sopalattu dan Saniri negeri Amahai Sernik Lernay.*** CNI-04