Ambon, CakraNEWS.ID– FENOMENA “Bicara Atas Nama” muncul begitu saja dengan jubah kepemudaan yang tak semestinya diapaki oknum. Hal ini kemudian menjadi perhatian serius Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Ambon.
Melalui ketuanya, Bahrum Rahayaan menyinggung persoalan pengurus KNPI tentang perparkiran di kota Ambon, Jumaat (20/01).
“Apa yang bersangkutan tidak membaca Perda Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Parkir, di situ kan jelas Pasal 2 berdasarkan prinsip selain transparan, ada akuntabel. Dan, selama ini kita melihat kinerja Dishub akuntabel kok. Pasal 5, dijalankan oleh usaha khusus perparkiran atau penunjang usaha pokok. Itu kan dia belum mengetahui seluk beluk perusahaan, masa main tuding di media,” ungkpa dia.
Pihaknya turut menyesalkan pencatutan nama Ina Latu Maluku atau Ibu Gubernur Maluku Widya Pratiwi Murad demi menggait perhatian serius.
Bahrum mengatakan, komentar pengurus KNPI justeru dapat menganggu lahan kerja dari juru parkir.
“Apa dia tidak sadar, ini soal hajat hidup rakyat kecil, kaum marhaen di kota Manise ini. Memangnya mau paksakan kriteria pelelangan ikut isi kepalanya yang bersangkutan, baru tata kelola parkiran jalan? Itu sama saja memberhentikan mata pencaharian juru parkir, KNPI kok tidak paham sampai soal substansi macam begini?, kesal almunis Sarjana Hukum tersebut.
Lebih lanjut, Rahayaan menegaskan agar KNPI harus memperhatikan kepentingan rakyat kecil, mengingat prediksi resesi global di depan mata.
“Kita baru sedikit menghela nafas segar pasca darurat Covid-19, belum lagi prediksi pakar ekonom soal resesi, mestinya kaum intelektual muda berpikir untuk membuka banyak peluang kerja, bukan malah menekan peluang kerja, apalagi ruang kerja orang kecil,” jelas dia.
Semestinya kata Rahayaan, masing-masing terlebih oknum pengurus KNPI tersebut memahami betul lemabaga pemuda itu sebagai wadah perjuangan nyata, bukan sebaliknya perjuangan yang terkesan “abu-abu” dan bauh amis kepentingan.
Dijelaskan, Komite Nasional Pemuda Indonesia adalah wadah Pemuda Indonesia yang dideklarasikan pada tanggal 23 juli 1973 oleh beberapa Pemuda dan dipimpin oleh David Napitupulu yang juga merupakan Ketua Umum Pertama KNPI.
Semangat utama dideklarasikannya KNPI tidak lain agar Pemuda memiliki wadah untuk bisa berkonstribusi nyata terhadap perjalanan bangsa Indonesia.
“Dari sini tinggal kita konversi sesuai kebutuhan daerah. Hari-hari ini, fenomena bicara atas nama lembaga untuk urusan remeh temeh sangat meresahkan. Imbasnya, wibawa lembaga tertumpah ke tanah begitu saja akibat oknum,” akuinya.
Ditegaskan, sejak pendirian wadah berhimpun para pemuda ini pula, eksistensi dan dinamika pemuda yang terhimpun dalam KNPI tidak pernah berakhir. Selalu hadir dari periode ke periode. Akan tetapi yang digaris bawahi, bukan dinamika konyol yang bisa merugikan lembaga itu sendiri.*** CNI-02