PMII Mimika Gelar Harlah ke-65 dan Dialog Kebangsaan: Merajut Kebinekaan dalam Semangat Pergerakan

Adventorial Berita Pilihan Lintas Nusantara News Pendidikan

Mimika, CakraNEWS.ID — Dalam momentum peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-65, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Mimika menggelar Dialog Kebangsaan bertajuk “Aktualisasi Revolusi Pergerakan dalam Kebinekaan”, Rabu (23/4), di Ballroom Lantai 2, Hotel Horison Ultima Timika.

Kegiatan ini menghadirkan empat narasumber lintas profesi dan keahlian, yakni AKP Dorty Jemalut selaku Kasat Binmas Polres Mimika, Dwensemina Yunita Wabdaron selaku Ketua STKIP Hermon Timika, Sampe P. Sianturi sebagai Pimpinan Redaksi Media Salampapua.com, dan Alfasiah selaku Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Mimika. Dialog dipandu oleh Ardiansyah Keliandan sebagai moderator.

Acara ini turut dihadiri perwakilan organisasi mahasiswa eksternal kampus dari berbagai latar belakang, seperti HMI, GMNI, PMKRI, dan GMKI, menunjukkan semangat kolaborasi lintas organisasi dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan.

Dalam forum tersebut, keempat narasumber menekankan pentingnya merawat keberagaman sebagai kekuatan bangsa. Mereka mengajak mahasiswa dan generasi muda untuk berperan aktif dalam menjaga persatuan di tengah kompleksitas sosial, khususnya di wilayah Papua yang kerap dilanda konflik horizontal.

Ketua Panitia Harlah, Muhammad A. Attamimi, menyatakan bahwa dialog ini merupakan ruang refleksi dan pemantik semangat kebangsaan. “Melalui forum seperti ini, kita ingin mengembalikan semangat kebangsaan di tengah tantangan zaman. PMII hadir untuk menjadi motor penggerak perubahan yang inklusif,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Cabang PMII Mimika, Abdullah Rahman Bugis, dalam sambutannya menegaskan bahwa tema yang diangkat selaras dengan kondisi sosial di Mimika dan Papua secara umum. Ia menyoroti pentingnya peran pemuda dan mahasiswa dalam menyuarakan kebinekaan di tengah maraknya konflik sosial yang berdampak pada kehidupan masyarakat.

“Perbedaan politik, budaya, dan agama bukan menjadi penghalang, melainkan kekuatan untuk membangun perdamaian di Tanah Amungsa, Bumi Kamoro. PMII Mimika ingin mendorong pemerintah eksekutif, legislatif, maupun yudikatif untuk hadir memberikan pelayanan dan edukasi kebangsaan kepada masyarakat,” tegas Abdullah.

Ia menambahkan bahwa nilai-nilai budaya lokal seperti semboyan “Eme Neme Yaware”yang berarti “Berbeda-beda tapi tetap satu dalam kebersamaan” harus terus digaungkan untuk memperkokoh identitas dan persatuan masyarakat Mimika.

Keberhasilan acara ini tak lepas dari keterlibatan aktif kader dan pengurus PMII Mimika, termasuk Sekretaris Cabang La Wahyudin, Bendahara Cabang Ali Topan Keliobas, serta panitia penyelenggara lainnya seperti Julkarnain Hali Ola Sekretaris Panitia dan Wisma Safitri Manuputty Bendahara Panitia.***Redaksi-CNI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *