Ambon, CakraNEWS.ID– Konflik kedua Negeri yang berada di Kabupaten Seram Bagian Barat, antara Tihulale dan Negeri Rumahkay (25/03/2024) telah redah.
Pantauan awak media, palang jalan dibuka sejak kemarin (26/03/2024). Namun pertemuan intens antara kedua pemimpin dan tokoh Negeri, belum dilakukan secara langsung.
Meskipun arus lalu lintas cukup lancar, namun masih ada kekhawatiran dari beberapa warga masyarakat untuk menjalani aktivitas seperti biasanya.
Terkait hal tersebut, Cheril Corputty, salah satu Pemudi asal Negeri Rumahkay menyampaikan beberapa poin untuk masalah ini.
“Pertama, kami minta agar pihak Pemerintah Daerah, baik Tingkat II dan Tongkat I, juga aparat keamanan membantu mediasi para tokoh kedua Negeri ini secara serius dan tepat, sebagai bentuk rekonsiliasi lanjutan. Jangan biarkan penyelesaian konflik terjadi secara alami, sebab kemungkinan akan menjadi latensi konflik di waktu-waktu mendatang”, kata Corputty, Perempuan alumnus Universitas Pattimura, Rabu (27/03).
Lebih lanjut Ia meminta pihak aparat untuk menambahkan juga jumlah personil, dan mengaktifkan patroli di perbatasan Negeri.
“Kedua, aparat perlu ditambahkan, patroli di perbatasan kedua Negeri, serta jaminan rasa keamanan bagi warga Rumahkay yang pulang balik melintasi jalan Trans Seram untuk menjual hasil bumi di Kota Ambon. Soalnya kan Ibu-ibu dari Negeri kami selalu pulang balik Ambon, lewat Tihulale.”, pinta Cheril yang juga aktif sebagai fungsionaris DPD KNPI Maluku.
Ia berharap dengan adanya aktivitas ekonomi dari Ibu-ibu, yang menggunakan akses jalan Trans Seram itu. Perlahan-lahan akan menimbulkan kesadaran bagi kedua Negeri untuk fokus kembali pada soal-soal kesejahteraan.
“Kan kalau Ibu-ibu nyaman urusan hasil bumi ke Ambon, berarti lama kelamaan pemikiran masyarakat akan kembali juga fokus pikirkan soal ekonomi. Saya berharap demikian”, tutup Sarjana Ilmu Pendidikan itu.*** CNI-04