Bula, CakraNEWS.ID – Dorongan untuk menjadikan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) sebagai lokasi pembangunan Maluku Integrated Port semakin menguat. Potensi besar di sektor minyak dan gas (migas) serta posisi geografis yang strategis menjadi alasan kuat bagi berbagai elemen masyarakat di daerah itu untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, sebelumnya telah melayangkan surat resmi kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas yang mengusulkan Desa Waisarisa di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) sebagai lokasi pembangunan pelabuhan terintegrasi nasional yang dikenal dengan nama Maluku Integrated Port atau Ambon New Port. Menurutnya, Waisarisa dinilai sebagai kawasan paling aman dan ideal dari sisi teknis dan infrastruktur.
“Memang pilihan lokasi dalam surat yang kami ajukan ke Bappenas itu adalah Waisarisa, tapi kalau pemerintah pusat memiliki pertimbangan teknis lain terkait lokasi pelabuhan tidak masalah. Yang penting, pelabuhan terintegrasi itu dibangun di Maluku,” ujar Gubernur Hendrik seperti dikutip dari salah satu media lokal di Ambon.
Namun, hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Bappenas terkait usulan tersebut.
Melihat peluang itu, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten SBT menyuarakan alternatif lain yang tak kalah potensial menjadikan Kabupaten SBT sebagai lokasi Maluku Integrated Port.
Ketua KNPI SBT, Rusdi Rumata, menilai bahwa letak geografis SBT yang berada di sisi timur Pulau Seram dan dekat dengan Papua membuat wilayah tersebut sangat strategis sebagai pelabuhan penghubung kawasan timur Indonesia.
“Pemprov Maluku harus punya alternatif lain. Selain Waisarisa, harus ada kawasan lain yang juga diusulkan. Kami melihat Kabupaten SBT bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk Maluku Integrated Port karena dekat dengan Papua,” tegas Rusdi saat diwawancarai, Sabtu (12/4/2025).
Lebih lanjut, Rusdi mengungkapkan bahwa SBT menyimpan potensi besar di sektor migas. Salah satu sumur di blok non-Bula bahkan diperkirakan memiliki kandungan gas yang melebihi potensi blok Masela di Kepulauan Tanimbar. Jika dieksplorasi dan dimanfaatkan maksimal, blok migas ini berpotensi menjadi yang terbesar di Indonesia.
“Dari segi kawasan industri, SBT sangat layak. Apalagi dengan potensi migas yang kami miliki, itu bisa jadi daya tarik besar untuk pembangunan pelabuhan terintegrasi,” tambahnya.
KNPI SBT juga mendorong Bupati SBT, Fachri Husni Alkatiri, untuk secara resmi mengajukan usulan kepada Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Pusat agar SBT dipertimbangkan sebagai lokasi strategis proyek nasional ini.
“Kalau kepala daerah yang menyampaikan langsung, tentu akan diikuti dengan dukungan kebijakan, termasuk penyediaan lahan dan infrastruktur dasar lainnya,” ujar Rusdi.
Ia juga berharap peran aktif tokoh-tokoh asal SBT yang kini duduk di kursi pemerintahan dan parlemen, seperti Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath dan Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Alimuddin Kolatlena. Keduanya dinilai bisa memainkan peran strategis dalam melobi pemerintah pusat untuk mewujudkan aspirasi tersebut.
“Kita punya tokoh-tokoh yang punya posisi penting. Kami berharap mereka bisa ikut mendorong pembangunan Maluku Integrated Port di Kabupaten SBT,” tutup Rusdi.**CNI-06