Ambon, CakraNEWS.ID- Keberadaan Talud Wae Ela di Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, kembali menjadi bahan obrolan. Sebab, di setiap musim hujan, plesengan berbentuk balok itu selalu saja ambrol.
Talud yang dikerjakan CV. Tunggal Jaya ini, ambrol pertama kali di pertengahan November tahun kemarin. Namun diperbaiki perusahaan, karena masih dalam fase masa pemeliharaan selama 160 hari sejak pengerjaan proyek selesai.
Selanjutnya di awal bulan July 2021, talud kembali roboh. Derasnya aliran sungai (Banjir), mengakibatkan belasan talud di sisi kiri sungai hanyut. Air pun merembes dekat pemukiman warga. Satu rumah rusak akibat banjir kali ini.
Masalah ini pun menarik perhatian Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Saadiah Uluputty. Ia menilai, pekerjaan talud sekedar asal-asalan dan tidak menyelesaikan masalah untuk tujuan normalisasi sungai.
“Perihatin dengan kondisi meluapnya (Banjir) Sungai Wae Ela, yang memakan korban harta dan rumah masyarakat setempat,” katanya kepada wartawan, Kamis (15/7/2021).
Mantan anggota DPRD Maluku ini, kemudian menyayangkan pekerjaan pengendalian banjir dengan menormalisasi sungai yang tidak maksimal ini. Padahal, dengan adanya normalisasi, diharapkan air akan mengalir searah hingga ke hilir, tanpa harus merembes ke pemukiman warga di sisi sungai.
“Pada dasarnya, dampak positif menormalisasi sungai dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dari suatu sungai ya, untuk dapat mengalirkan air hujan kembali ke laut. Apabila dikerjakan dengan baik, maka akan efektif dalam mengurangi jumlah dan luasan genangan banjir,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut perhatiannya, Uluputty mengaku akan meminta keterangan dan perhatian Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
“Untuk memberikan penjelasan dan memperhatikan pembangunan di daerah,” tutup Uluputty. (CNI-02)