Maluku,CakraNEWS.ID– Dalam rangka meningkatkan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-105 Tahun 2019, Kodim 1503/Tual bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tenggara, melakukan penyuluhan tentang bahaya bencana Tsunami dan pencegahannya, di Ohoider Tawun, Kamis (25/7/2019).
Johanis Ubjaan, penyuluh dari kantor BPBD mengatakan, biasanya gempa terjadi di daerah subduksi, atau pertemuan lempeng-lempeng, yang bergerak tujuh centimeter per tahun, maka sangat penting adanya sosialisasi secara terus menerus, khususnya bagi warga pesisir seperti di Kepulauan Kei,
“Biasanya gempa bumi terjadi karena pertemuan lempengan, untuk daerah kita ini lebih banyak karna pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia, masyarakat harus tahu,bagaimana cara penyelamatan saat terjadi tsunami,” jelasnya.
Secara teori,saat terjadi gempa, akan terjadi pelepasan energi yang terkumpul karena subduksi lempeng, Sebaliknya, semakin jarang terjadi gempa bumi,energi akan semakin terakumulasi,sehingga semakin tinggi pula ancaman gempa bermagnitudo tinggi.
Selain memberikan sosialisasi, Ubjaan juga memberikan informasi, bahwa pelaksana harian Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengimbau warga untuk tidak panik, tapi tetap siaga untuk menghadapi gempa besar.
“Warga harus tahu jalur evakuasi di wilayahnya, juga barang-barang apa yang harus mereka bawa kala bencana terjadi, selain itu bangunan juga disiapkan. Jangan sampai kalau kena gempa ambruk. Paling aman pakai kayu atau pakai struktur beton yang tahan gempa,” terangnya.
Selain itu, materi tentang Penanganan bencana sunami juga disampaikan Niko, penyuluh dari BPBD yang hadir, terkait hasil dari pemetaan terhadap daerah rawan Tsunami ini akan disampaikan ke pemerintah daerah kabupaten dan kota setempat, agar dapat segera ditindaklanjuti.
“Pemetaan daerah rawan gempa sangat penting dan itu akan kami laksanakan, untuk di tindak lanjuti pemda, dengan pemasangan alarm Tsunami dan membentuk badan penguatan desa dalam mencegah tsunami,” katanya.
Selain itu, karena penguatan warga desa agar tangguh bencana tidak bisa selesai hanya dengan kegiatan ekpedisi pemetaan ini, maka kami juga akan mengajak Lapisan masyarakat, termasuk kepada daerah menginformasikan daerah mana saja yang rawan bencana.
Sesuai informasi yang diberikan BPBD Maluku Tenggara, terkait alat deteksi tsunami karena pemasangan alat, saat ini baru dalam proses pengadaan alat deteksi tsunami, bekerjasama dengan beberapa Kementerian dan lembaga terkait, diantaranya bank Dunia untuk alat tersebut. (CNI-01)