Catatan Ismail Borut, M.Pd
Ambon, CakraNEWS.ID– Pendirian Masjid Raya di Ambon yang terorganisasi sejak tahun 1936 ketika dibentuk Stichting (Yayasan) Masjid Jami Ambon 1936 untuk menangani pembangunan Masjid Jami’ Ambon yang baru menggantikan Masjid lama, karena hancur dilanda banjir besar 193. Hamid Bin Hamid termasuk salah seorang pelopornya, dan masuk menjadi pengurus stichting (Yayasan) tersebut.
Sejak saat itu sampai pada waktu dibentuk Panitia pembangunan Masjid Raya di Kota Ambon 1960 untuk menggantikan Masjid Jami’ yang suda tua, rusak dan terasa sangat sempit saat itu, Hamid Bin Hamid dipilih menjadi Ketuanya. Dia terus menerus melibatkan amalnya dalam kerja-kerja Masjid dan Perguruan Islam.
Belakang Masjid Raya Kota Ambon itu diberi nama Masjid Raya Al Fatah Ambon oleh mendiang Presiden Soekarno, ketika meletakkan batu pertama, 1 Mei 1963 bersamaan harinya dengan penyerahan daerah Irian Barat ke dalam pangkuan Republik Indonesia oleh Belanda.
Pasca kemerdekaan 1945 umat Islam semakin berkembang di Ambon yang bekerja menjadi Aparatur Sipil Negara daerah Dati II Maluku dan para pedagang dari Jawa, Sumatera, Makasar, Buton yang bekerja di Kota Ambon. Dalam catatan literatur Islam di Ambon terdapat beberapa Masjid yang termanshur sebagai pusat peradaban Islam di Ambon. Masjid An-Nur Batu Merah, Masjid Jami’ Ambon dan Masjid Negeri lama Laha.
Perdana Menteri Republik Indonesia Ir Djuanda Kartawidjaya adalah tokoh yang merintis berdirinya Masjid Raya Al Fatah Ambon pada tahun 1962 ketika berkujung ke Ambon, berdialog bersama Pemerintah daerah yang dipimpin Gubernur Dati II Maluku Mohammad Padang serta tokoh agama Mohammad Amin Ely, Hamid Bin Hamid, Abdullah Solissa, Ahmad Syukur untuk mendirikan Masjid Raya yang lebih besar dikota Ambon.
Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaya sebagai Menteri yang berjuang mengembalikan Irian Barat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahwa bulan Maret 1961 oleh Stichting (Yayasan) Masjid Jami Ambon di bentuklah sebuah panitia penyeleggara pembagunan Masjid Rayah (Al-Fatah) yang terdiri dari 17 orang anggota. Diketuai oleh Hamid Bin Hamid dengan Sekretarisnya Mohammad Amien Ely.
Setelah melalui usaha dan perjuangan gigih dari Panitia, Maka dengan Surat Keputusan tanggal 10 Juli 1962 Nomor : 18/Peperda Maluku/7/1962, Pihak penguasa Perang Daerah menunjuk dan menetapkan luas areal tanah tempat pembangunan Masjid Raya Al Fatah, meliputi kurang lebih satu hektar, berdampingan dengan areal Masjid Jami’ Ambon. Pada tahun 1968 diperbaharui lagi susunan Pengurusnya dan dapat diperkuat dengan tenaga – tenaga yang lebih representatif dan produktif, mengingat volume kerja mulai mendominasi lapangan kegiataan Panitia. Maka tersusunlah Pengurus Panitia penyelegara yang baru sebagai berikut :
-
- Ketua Umum : Brigjen Polisi Johnny Anwar.
- Ketua I : Letkol Zainal Abidin Midun
- Ketua II : Mohammad Kasim Soulissa
- Ketua III : Drs Mohammad Malawat
- Ketua VI : Hamid Bin Hamid
- Sekretaris Umum : Abdullah Soulissa
- Bendahara : Drs Abdul Latif Latuconsina
Sebelum dibangun Masjid Raya Alfatah Ambon, tanahnya ini milik Pemerintah Daerah Dati II Maluku dibangunnya Masjid Raya Alfatah Ambon diserahkan oleh Panglima Militer Daerah Maluku Kolonel Inf TNI Herman Pieters adalah seorang pejuang kemerdekaan, Panglima Pertama Kodam XV Pattimura.
Ia berasal dari keluarga Pieter di Negeri Eri (Nusaniwe) Ambon. Mesjid Raya Al Fatah Ambon merupakan Masjid kebanggaan umat Islam dan masyarakat Maluku, Mesjid ini diletakkan batu pertama oleh Presiden Republik Indonesia Ir Soekarno pada 3 Maret 1963.
Masjid ini memiliki sejarah dengan pembebasan Irian Barat masuk dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kata Al Fatah adalah sebuah ‘’ kemenangan ’’ dalam perjuangan. Masjid Raya Al Fatah Ambon arsiteknya dari Menteri Pekerjaan Umum Abdur Rahman, Menteri di Kabinet Presiden Soekarno.
Pada tahun 1975 Masjid Raya Al Fatah Ambon, telah selesai dibangun atas kerja keras Panitia Pembangunan Masjid, dalam menyelesaikan anggaran pembangunannya 20 Milyar. Pada tahun 2010 Gubernur Maluku Brijen TNI (Purna) Karel Albert Ralahalu bersama Ir Said Assagaf meresmikan Masjid Raya Al Fatah Ambon bertepatan dengan pelaksanaan Musabah Tilawah Qur’an.**
Ismail Borut adalah akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku (Unimmku) dan merupakanwakil ketua BKPRMI Provinsi Maluku juaga