SBT,CakraNEWS.ID- Dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) yang Ke-77 sejumlah anak muda mengibarkan bendera Merah Putih di Puncak Gunung Kepulauan Kesuy, Kecamatan Kesui Watubela Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), pada momentum HUT Ke-77 Republik Indonesia, Rabu 17 Agustus 2022 yang lalu.
Antusiasme sejumlah anak muda di Timur Indonesia Kepulauan Kesuy, Kabupaten SBT Provinsi Maluku ini memiliki jiwa nasionalisme dimana mereka bisa kibarkan sang saka merah putih dengan harapan sebagaimana tema HUT RI kali ini “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat” Hal tersebut tidak redup akan jiwa mereka.
Selain itu, Begitu kecintaan mereka kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan atribut yang di siapkan, dan melewati medan jalan yang tidak memadai, cuaca laut yang tidak bersahabat mereka apa adanya mampu melewati tantangan tersebut untuk dapat kibarkan bendera merah putih sebagai ucapan terima kasih kepada para pahlawan yang rela memperjuangkan negara ini.
Anak muda yang ikut kibarkan bendera ini sangat bersuka ria menyambut HUT RI Ke-77 dengan membentang bendera merah putih berukuran 10 meter yang mereka bawakan saat disela pendakian itu.
Usai membentang sang saka merah putih dari puncak Kepulauan Kesuy Kabupaten SBT, mereka semua mengharapkan agar Indonesia semakin jaya dan penuh kesejahteraan dari timur sampai di barat khatulistiwa dan juga berharap kepada negara maupun pemerintah daerah agar kedepannya dapat lebih memperhatikan pembangunan-pembangunan yang lebih efisien untuk kebutuhan masyarakat Kabupaten SBT.
Menurut mereka, Karena dampak dari kurangnya percepatan pembangunan yang tidak efisien terhadap pembangunan yang ada akan menghambat perekonomian pada wilayah tersebut.
Untuk diketahui, Seperti jalan lingkar Kesui contohnya begitu berdampak kerugian besar terhadap masyarakat kesuy seperti kecelakaan laut yang mengakibatkan kerugian masyarakat kehilangan harta benda bahkan nyawa manusia menjadi korban jika datangnya musim barat.
Hal ini dikarenakan kondisi laut, namun karena kebutuhan mendesaknya kebutuhan pokok maka mereka harus menyebrang ke pusat kota kecamatan dengan menggunakan speed boat, kondisi tidak mumpuni pun harus nekat di lewati, hal ini sudah sering terjadi dari tahun ke tahun sampai saat ini.
Salah satu contohnya pada beberapa pekan lalu terjadi kepada beberapa saudara kami di Desa Karlomin yang mengorbankan harta benda hingga nyawa saudara-saudari kami dan masih banyak lagi ketertinggalan lainnya.
“Lewat momentum ini bisa menjadi salah satu bentuk kepedulian terhadap negara agar negara bisa melihat kami,” ucap Ferdy Ferman, salah satu anak muda yang ikut dalam kegiatan tersebut.*CNI-08