Ambon, CakraNEWS.ID– PJ Walikota Ambon, Bodewyn Wattimena membuka rembuk stunting dan penandatanganan komitmen percepatan penurunan stunting kota Ambon 2023.
Agenda itu dipusatkan di hotel Marina, Kamis (20/7/2023).
Dalam sambutannya Wattimena menyampaikan berdasarkan data angka stunting nasional tercatat di tahun 2022 terjadi penurunan dari sebelumnya 24,4 persen menjadi 21,6 persen ditahun 2022.
“Tercatat 228 kabupaten/kota di Indonesia memiliki prevalensi stunting diatas 40 persen dan sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu pemerintah terus bergerak dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/Kota untuk menyusun strategi nasional percepatan pencegahan stunting dengan target nasional angka stunting di tahun 2024 berada di angka 14 persen. Oleh karena itu, apabila pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting mencapai 14 persen dengan capaian 3,8 persen pertahun, maka secara konsisten Pemkot Ambon harus melakukan hal yang sama,”ucap Wattimena.
Dijelaskan, survei status gizi Indonesia tahun 2022 mencatat angka stunting Kota Ambon 21,21 persen, namun presentasi penurunan Kota Ambon paling rendah diantara kabupaten/kota di Provinsi Maluku.
“Kita paling rendah di Provinsi Maluku, tapi penurunan stunting kita yang paling kecil, karena dari sisi apapun kita lebih dari kabupaten/Kota yang lain, mulai dari faskes, nakes dan lainnya kita lebih baik tapi jika kita turunnya kecil dari mereka artinya ada yang salah. Olehnyaitu, target kita ditahun 2022 sebesar 18,6 persen meleset dan kita hanya bisa capai 21,8 persen,”tandanya
Wattimena berharap, kebijakan apapun dari pemerintah kota, pemerintah desa kelurahan, dan instansi teknis, tanpa didukung oleh masyarakat, mubasir. “Kebijakan apapun tanpa didukung partisipasi masyarakat pasti mubasir.
“Kita bantu 10 butir Telur, kalau ibu makan, dan tidak diberikan kepada anaknya juga percuma. Edukasi kepada masyarakat sangat penting dalam penurunan stunting Kami tidak mungkin gunakan anggaran diluar penurunan Stunting,”tutupnya.*** CNI-04