Piru, CakraNEWS.ID– KABUPATEN Seram Bagian Barat (SBB) bisa dikata miniatur kecil Indonesia pada umumnya. Hal tampak nyata karena kemajemukan warga kabupaten sangat kental. Mulai dari suku, agama, budaya dan lain-lain.
“Kehadiran Abng kita, Irwan La Aru dengan menggaungkan SBB Rumah Par Samua (Seram Bagian Barat Rumah untuk Semua), menandakan totalitas kesadaran politik yang signifikan demi membangun kabupaten lebih baik,” ungkap M. Kusuma Samal aktivis asal kabupaten SBB, Sabtu (18/05).
Aktivis Remaja Masjid itu menjelaskan, tanpa merawat kemajemukan secara serius sebagai sebuah kabupaten beradat dan beradab dan Nasionalisme maka tak akan memiliki masa depan.
Konsolidasi politik Irwan La Aru dengan mencanagkan “SBB Rumah Par Samua” patut mendapat apresiasi dan harus dibaca sebagai ikhtiar untuk merekatkan soliditas guna membangun SBB yang lebih baik.
Tentu saja kata dia, konsolidasi politik rasional harus mampu melampaui kepentingan sesaat demi mengamankan kursi empuk kekuasaan. Konsolidasi politik bukan tujuan an sich, melainkan jembatan untuk merekatkan semua elemen di daerah guna menuntaskan agenda pembangunan nasional demi terwujudnya bonum commune atau kebaikan bersama.
Perspektif konsolidasi politik harus tetap diarahkan pada peng-uatan sistem demokrasi substantif, menjunjung tinggi prinsip negara hukum konstitusional dan penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia maupun adat dan budaya.
Artinya, proses konsolidasi tidak pernah boleh memberikan ruang toleransi terhadap praktik-praktik intoleran, membatalkan supremasi hukum dengan tunduk pada hegemoni massa, serta berkompromi dengan para pelanggar hak-hak yang kini masih bercokol dalam sistem.
“Semangat Abng Irwan La Aru ini yang tidak dimiliki kandidat Calon Bupati yang lain. Ini sehingga, Irwan La Aru menjadi yang paling rasional dalam kesipannya menjadi Bupati SBB,” akui Samal.
Agar kabupaten SBB tetap menjadi rumah bersama yang plural seperti dicita-citakan para petuah, semboyan Saka Mese Nusa tidak cukup diucapkan dalam pelbagai seremoni ritual. Begitupun Bineka Tunggal Ika sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara.
Kemajemukan harus menjadi prinsip hidup di SBB dan diaktualisasikan dalam semua produk regulasi kehidupan berne-gara dari tingkat lokal.
“Saya meyakini sungguh, jika masyarakat SBB menyadari visi besar Irwan La Aru dengan Tagline SBB Rumah Par Samua, maka kekuatan untuk menang Pilkada tidak dapat dibendung. Artinya apa ? partai akan rugi jika tidak meminang Irwan La Aru sebagai Calon Bupati,” pungkas dia.*** CNI-04