Maluku,CakraNEWS.ID– Diduga kasus penganiayaan pemuda S.S (30 tahun) warga Hualoy, yang dikeroyok oleh beberapa pemuda Desa Latu, di Lorong Amalatu RT 10/RW 17, Stain, Kelurahan Batu Merah, Kecamatan Sirimau,Kota Ambon, Kamis (3/1//2019), yang belum tuntas diselesaikan oleh pihak Kepolisian, jadi penyebab bentrokan dua warga Negeri Adat Desa Hualoy Tomalehu dan Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) pada Rabu (20/2/2019),sekitar pukul 10.00 WIT.
Baca Juga:Pemuda Hualoy SBB, Bersimbah Darah di Keroyok OTK di Stain-Kota Ambon
Informasi yang berhasil dirangkum tim media ini, 2 kelompok masyarakat itu saling serang. Bunyi letupan senjata rakitan disertai dentuman bunyi Bom iringi matahari pecah di langit langit Latu-Hualoi.
Tampak di lapangan, Tim Shabara Polres SBB dibantu personil TNI AD telah siap di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Guna membendung aksi massa dari dua kubu, personil kepolisian menembakan gas air mata untuk melerai.
Kabarnya,personil Polres Maluku Tengah (Malteng) juga mengirimkam pasukan bantuan untuk meredam konflik tersebut. Satgas Bko 711 dipimpin, Rks Dpp Ledtda Inf. Ida Bagus dan anggota koramil 1502/08 Kairatu serta Personel Polres SBB telah berada di TKP dan terus mengamankan situasi.
Baca Juga:Dua Komunitas Warga Kabupaten SBB Bentrok, 1 Warga Terkena Tembak dan 10 Rumah Terbakar
Hingga berita ini diturunkan, beberapa gedung sekolah di Tumalehu dan beberapa rumah warga terbakar. Desa Tumalehu berada di antara Desa Hualoy dan Latu. AKBP Agus Setiawan, Kapolres Seram Bagian Barat yang dikonfirmasi Media ini, membenarkan kejadian tersebut.
“Iya, benar. Saat pengaman masih terus dilakukan, dan masih di data,” singkatnya melalui pesan instan yang diterima media ini. (CNI-01)