Bula, CakraNEWS.ID– Kelangkaan Bahan Bakar Minyak(BBM) jenis Pertalite yang terjadi dua hari terakhir ini dikeluhkan banyak masyarakat kota Bula, kabupaten Seram Bagian Timur(SBT). Padahal Bula yang dijuluki “Kota Minyak”, Sekaligus penghasil minyak mentah.
Sejumlah pengendara sejak Senin (2/10/2023) malam hari terlihat mencari pengecer di jalan-jalan untuk memenuhi kebutuhan BBM di kendaraan pribadi mereka, namun tak ada satupun pengecer yang menjual.
Bahkan sejak pagi hari tadi para pengendara sudah mengantri panjang demi mendapatkan BBM di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum(SPBU) lapangan Pancasila Kota Bula.
Seorang tukang ojek saat di temui media ini mengaku, dalam dua hari ini kesulitan mendapatkan BBM jenis Pertalite. Lantaran antrian di SPBU sangat panjang, dan butuh waktu lama. Sering kali ia juga tidak mendapatkan bagian untuk pengisian, akibat BBM sudah habis terjual.
“Kalau kita mau isi Pertamax mahal, sedangkan tukang ojek inikan penghasilan masih dibawah standar. Untuk kebutuhan sehari- hari saja kadang tidak cukup,terpaksa haru isi pertalite di eceran pinggir jalan,” ungkap tukang ojek itu, Selasa(3/10/2023).
Ia menambahkan, penjual minyak eceran di pinggir jalan kadang menaikan harga jika adanya kelangkaan terjadi. Mulai dari Rp14 ribu per liter sampai Rp15 ribu per liter jenis Pertalite. Padahal biasanya hanya Rp13 ribu per liter.
“Mudah-mudahan pemerintah lebih perhatikan hal-hal seperti ini, supaya lebih tertib lagi,” ujarnya.
Sementara, Manajer operasional PT. Permata Hitam Rahmi Ambar yang merupakan pengelola salah satu SPBU di kota Bula mengatakan, selama bulan Agustus 2023 pihaknya mendapatkan kuota minyak sebanyak 230 Ton jenis Pertalite. Sedangkan pada September mengalami pengurangan 15 Ton, sehingga menjadi 215 Ton.
“Jadi itu mungkin yang mengakibatkan minyak juga terputus dua hari di SPBU ini. Memang katong(Kita) punya pengurangan kuota sampai 15 Ton itu,” ujar Rahmi.
Jumlah kuota BBM Pertalite sebanyak 215 ton itu akibatnya tidak mencukupi kebutuhan masyarakat sampai dengan akhir bulan memasuki bulan Oktober. Ia mengaku telah layangkan surat ke PT. Pertamina di Ambon untuk penambahan kuota tersebut, sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi pihaknya tidak mendapatkan balasan dari surat terkait.
Ditanya soal penyebab kekurangan kuota tersebut, pihaknya belum mengetahui secara pasti. “Soalnya katong(Kita) di kasih langsung sama katanya dari BPH Migas, untuk kuotanya.Jadi kita SPBU di kasih segitu yah katong atur,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, sebanyak 10 Ton Pertalite dari Pertamina Bula yang di pasok.Namun dari jumlah itu, hanya sebanyak 7 ton yang dijual ke masyarakat sementara 3 ton di saving. Hal itu kata dia, hanya untuk berjaga mengantisipasi jika kuota tersebut tidak mencukupi di akhir bulan.
“Sisa 3 ton kami saving untuk berjaga-jaga jangan sampai kuota kita tidak mencukupi sampai akhir bulan,tidak ada penimbunan. Kalau alasan ini, kita tidak tau, bisa langsung tanya ke Pertamina. Tapi Pertamina di Ambon disini hanya pelaksana saja,” jelasnya. *** CNI/ Sumber:Amex/Jamal Umage