Jakarta,CakraNEWS.ID- Langkah pencegahan penularan Covid-19 diwilayah Indonesia, dilakukan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, dengan melibatkan TNI-Polri, dalam mengatasi wabah mematikan tersebut.
Pelibatan TNI-Polri untuk bersama Kemenkes RI dalam pencegahan Covid-19, adalah anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dalam tracing Covid-19.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat menghadiri apel gelar kesiapan tenaga vaksinator dan tracer Covid-19 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (9/2/2021), menjelaskan saat ini dibutuhkan kerjasama yang baik dari seluruh pihak untuk memerangi laju penyebaran Covid-19 di Indonesia, termasuk bekerjasama dengan TNI dan Polri.
“Pandemi Covid-19 merupakan perang menghadapi virus SARSCov-2. Itu sebabnya kami di sini bekerjasama dengan Panglima TNI dan Kapolri untuk mengatasi perang ini,” ujar Budi Gunadi
Menkes menuturkan, dalam menekan laju penyebaran Covid-19 diperlukan operasi yang memiliki strategi khusus dan melibatkan peran intelijen dari TNI maupun Kepolisian.
“Untuk tracingnya, aturan dari WHO adalah kita mesti memiliki 30 tracer per 100 ribu penduduk. Jadi kalau penduduk kita 269 juta, maka dihitung-hitung butuh 80 ribu tracer,” ungkap Menkes Budi.
Ia mengatakan, saat ini di Indonesia ada 5 ribu lebih tracer di seluruh daerah. Olehnya itu pemerintah akan melakukan perekrutan tracer. Untuk penambahan ini dibutuhkan secepatnya.
“Strateginya kita harus memiliki kemampuan intelijen yang kuat untuk melakukan identifikasi di mana dan siapa musuhnya dengan melakukan program testing dan tracing. Intelnya TNI dulu pakai pengamatan fisik dan menyadap handphone, sekarang pake alat test kit,” urainya melanjutkan.
Ia mengatakan, untuk daerah-daerah yang banyak musuhnya (virus), tentu harus dibunuh dahulu musuhnya.
“Kalau TNI dulu bunuh dengan senjata senapan dan pistol. Sekarang teman-teman TNI bekerja sama dengan kedokteran membunuhnya dengan suntikan,” sambungnya.
Karena itu, menurutnya, pemerintah memang harus melakukan program vaksinasi untuk bisa membunuh musuh di daerah-daerah yang memang banyak musuhnya. Dan, juga sudah berkeliaran untuk bisa mengurangi laju penularan dari virus itu.
“Alasan mengapa kita juga bekerjasama dengan TNI dan Polri adalah untuk memastikan bahwa ini dilakukan sampai ke level paling kecil, paling rendah, di grass root, di seluruh desa-desa dan kabupaten kota, di seluruh RT dan RW,” pungkasnya.
Budi Gunadi menyebut dirinya sudah berkoordinasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk melibatkan babinsa sebagai tracer Covid-19. Selanjutnya, para babinsa akan segera diberikan pelatihan tracing di puskesmas.
“Seluruh Babinsa dan Bhabinkamtibmas mulai besok akan dilatih oleh puskesmas. Puskesmas tetap sebagai pemegang komando untuk surveillance kesehatannya dan ada petugasnya di sana untuk koordinasi dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas agar mereka diajari bagaimana melakukan tracing. Begitu ada kontak erat kita kasih target mereka, bisa nggak 15-30 orang dalam 2 minggu sebelumnya teridentifikasi dalam 72 jam ditrace. Begitu sudah dapat orang-orang ini harus segera dites, tesnya harus dengan tes antigen supaya cepat,” tukasnya.
Menurutnya, Pandemi Covid-19 merupakan perang menghadapi virus SARSCov-2. Itu sebabnya Kemenkes RI bekerjasama dengan Panglima TNI dan Kapolri untuk mengatasi perang ini
“Perang ini harus dimulai dengan tujuan yang jelas. Tujuannya yaitu mengurangi laju penyebaran virus. Strateginya kita harus memiliki kemampuan intelijen yang kuat untuk melakukan identifikasi di mana dan siapa musuhnya dengan melakukan program testing dan tracing. Intelnya TNI dulu pakai pengamatan fisik dan menyadap handphone, sekarang pake alat test kit,” urainya melanjutkan.
Masih dari keterangan Menkes, untuk daerah-daerah yang banyak musuhnya (virus), tentu harus dibunuh dahulu musuhnya.
“Kalau TNI dulu bunuh dengan senjata senapan dan pistol. Sekarang teman-teman TNI bekerja sama dengan kedokteran membunuhnya dengan suntikan,” sambungnya.
Menurutnya, pemerintah memang harus melakukan program vaksinasi untuk bisa membunuh musuh di daerah-daerah yang memang banyak musuhnya. Dan, juga sudah berkeliaran untuk bisa mengurangi laju penularan dari virus itu.
“Peperangan ini tidak bisa kita menangkan dengan ngebom satu kota hancur semua, mati semua penduduknya. Untuk itu dibutuhkan jaringan sampai level terbawah,” ungkapnya.
“Alasan mengapa kita juga bekerjasama dengan TNI dan Polri adalah untuk memastikan bahwa ini dilakukan sampai ke level paling kecil, paling rendah, di grass root, di seluruh desa-desa dan kabupaten kota, di seluruh RT dan RW,”Pungkasnya. (CNI/PMJNEWS)