Bukan saja tanaman cengkeh yang sementara berbuah, PT. Spais Alens Maluku (SAM) juga membabat habis kebun sayuran mayur warga.***
Piru, CakraNEWS.ID– SEJUMLAH orang yang mengatas-namakan Perusahan PT. Spais Alens Maluku (SAM) yang tengah menggarap kawasan hutan desa Kawa menghadang warga yang tengah didampingi Babinsa dan sejumlah insan pers, Sabtu (30/09)
Mereka dihadang PT SAM saat melakukan pantuan sekaligus protes terhadap aktivitas penggusuran lahan warga.
Ironisnya, lahan yang digusur PT SAM menggunakan alat berat (eksavator) tersebut bukan lahan kosong melainkan kebun cengkeh warga yang saat ini tengah menghadapi masa panen.
Lahan warga yang menjadi sasaran adalah milik Bapak Husni Silimbona asal dusun Pohon Batu Desa Kawa.
Sebagaimana pantuan CakraNEWS.ID di Rempat Kejadian Perkara (TKP), bermula rombongan warga, Babinsa dan sejumlah wartawan keluar dari lahan perkebunan cengkih milik keluarga bapak Husni tiba tiba datang Anuar Makulita dan beberapa temannya bersama petugas keamanan yang bertugas di perusahaan pisang abaka PT SAM.
Kemuculan rombongan itu dihadang dan adu mulut tak dapat dihindari. Orang yang mengatasnamakan PT SAM itu juga melarang adanya peliputan oleh para wartawan.
Husni Silimbona dimintai keterangannya mengaku tindakan PT SAM dengan mengeksekusi lahan kebun cengkeh milik keluarganya merupakan tindakan semena-mena.
“Dong hajar katong punya tatanaman sampai macam bagini, katong susah suda berulang kali katong bilang dong terutama dari Bagian Humas Pisang Abaka PT SAM Anuar Makulita, tapi sama saja,” akui dia.
Warga lainyya juga ketika ditanyai, mengaku, sudah berupaya melalui komunikasi ke sejumlah perwakilan PT SAM. Namun tidak ditanggapi sama sekali.
“Mereka tidak perduli dengan kata kata Kami yang sudah kasi tau tidak boleh masuk di dalam lahan kami, apalagi di dalam dusun cengkeh,itu kan cengkeh ada babuah, kanapa kasi alat masuk untuk digusur sampai kenal batang pohon cengkeh dan bahkan ada yang suda rubuh lagi,” sesal Husni.
Dirinya meminta pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat tidak diam dengan ketamakan PT SAM membabat habis tanaman produktif warga.
“Jangan terlantar kotong seperti ini, kotong terasa katong ini seperti di dalam penjajahan. Kepada DPRD juga yang membidangi masalah ini untuk bisa bersuara mewakili rakyat, masyarakat yang saat ini dirampas haknya oleh perusahan pisang Abaka,” ungkap dia kesal.
Untuk diketahui, bukan saja cengkeh yang dibabat, tapi ada juga tanaman hasil kebun lainnya seperti sayur mayor yang ditanami warga dusun Waetiso Desa Kawa terkena dampak penggusuran tersebut.*** CNI-03