Ambon, CakraNEWS.ID– Sejumlah Aktivis Mahasiswa dan Pemuda Pelajar Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), di Kota Ambon menggelar Aksi Damai 1000 lilin dalam rangka memperingati Internasional Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional di Bundaran Monument Dr. J Leimena Poka, Kota Ambon Selasa (08/03/2022) malam.
Aksi ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap Anisa Rumonin kisah tragis gadis tujuh belas tahun yang tewas di Pantai Keter Dusun Samboru, Negeri Kataloka, Kecamatan Pulau Gorom Kabupaten SBT yang saat ini proses masalah hukumnya sedang dijalankan oleh Polres Kabupaten SBT dan menjadi mengundang sejumlah kalangan masyarakat.
Untuk diketahui, aksi damai 1000 lilin untuk Almarhumah Anisa Rumonin tersebut dimotori oleh Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Dadaa Aroa Elihitu (IPPMDAEH). Selain itu, dihadiri oleh sejumlah pangguyuban diantaranya Gerakan Mahasiswa Pemuda Pelajar Rumeon (GEMPPAR), SERBATI, NUSA TOLU, dan Literasi Jalanan (LIAR) serta Ikatan Mahasiswa Waurtahait (IMW) dari Kepulauan Kei.
“Malam ini menjadi sejarah bagi kaum perempuan tepatnya tanggal 08 Maret 2022 bertepatan dengan peringatan International Women’s Day, kami laksanakan aksi damai 1000 lilin untuk mengenang adik kami Almarhumah Anisa Rumonin, salah satu perempuan belia yang menjadi korban kekerasan dan pembunuhan di Kecamatan Pulau Gorom Kabupaten SBT,” jelas Mariyani Tuhuteru salah satu inisiator aksi damai 1000 lilin.
Menurutnya, Kegiatan aksi damai 1000 lilin yang diadakan di Bundaran Leimena Poka itu bertujuan untuk mengetuk rasa kemanusiaan sekaligus meminta dukungan moril dari semua pihak untuk membantu mengawal dan menuntaskan kasus pembunuhan terhadap Anisa Rumonin.
Mariyani Tuhuteru yang juga Founder LSM Komunitas Peduli Lingkungan (KOPI) dalam aksi tersebut meminta semua pihak untuk membantu mengawal kasus pembunuhan terhadap Anisa Rumonin yang sedang ditangani oleh pihak yang berwajib.
“Perempuan itu Madrasah dan kunci peradaban. Jika suatu negeri itu perempuannya rusak, maka rusaklah peradaban Negeri itu,” pungkasnya.
Oleh karena itu, Lanjut, Tuhuteru. Lewat momentum International Women’s Day ini agar bersama-sama bergandeng tangan untuk menciptakan ekosistem gerakan perempuan yang lebih bermartabat.
“Dengan menolak setiap tindakan kekerasan terhadap perempuan termasuk yang terjadi pada saudara kita Anisa Rumonin,” terangnya.
Salah satu aktivis muda asal Kabupaten SBT Sarwan Kelilauw yang juga Ketua IPPMDAEH selaku pihak keluarga korban pada puncak penutuan acara aksi damai itu menyampaikan ribuan terima kasih kepada seluruh mahasiswa dan paguyuban yang hadir serta berharap agar mereka masih bisa ikut berpartisipasi dalam aksi-aksi selanjutnya.
Aksi damai 1000 lilin tersebut juga diisi dengan berbagai puisi yang menggelorakan semangat juang kaum perempuan baik di lingkungan keluarga maupun dilingkungan sosial.*** CNI-08