Ambon, CakraNEWS.ID- Perhatian Pemerintah Kota Ambon bagi Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang ber-KTP Kota Ambon terkesan lepas tangan terhadap keluarga pasien tersebut. Padahal pasien covid-19 tersebut merupakan tulang punggung keluarga dan bukan Aparat Sipil Negara (ASN).
Ironisnya, Pemerintah Kota Ambon seakan menutup perhatian kepada warganya jika sudah ditangani Pemerintah Provinsi Maluku. Padahal Pemerintah Provinsi Maluku memfokuskan pada penanganan pasien covid-19, bukan ke keluarga pasien.
Ibu Rosina (48) Warga Kota Ambon yang bekerja sebagai salah satu pegawai Honor menyatakan, dirinya selaku tulang punggung keluarga saat divonis positif covid-19 dan hingga kini Pemerintah Kota Ambon terkesan lepas tangan terhadap keluarganya yang ditinggalkan.
“Pada tanggal 28 September 2020 pada saat saya ditracking oleh dinas Kesehatan Kota Ambon, sempat meminta untuk dikarantina oleh gugus kota Ambon,” katanya saat dikonfirmasi media ini Lokasi Karantina Terpadu LPMP, Ambon, Jumat (23/10) kemarin.
Rosina katakan, dengan alasan kuota hotel yang menjadi tempat karantina untuk warga kota Ambon telah penuh akhirnya dirinya meminta Dinas Kesehatan Provinsi Maluku memfasilitasi untuk dilakukan karantina di LPMP.
“Sampai sejauh ini, saya melihat terkesan kami dianak tirikan oleh Pemerintah Kota Ambon padahal saya juga ber-KTP Ambon,” tandasnya.
Diungkapkan Rosina, kondisi keluarganya pasca dirinya divonis positif Covid-19 sampai saat ini tidak ada perhatian apa-apa dari pemerintah Kota Ambon, bahkan anaknya kini diurus oleh keluarganya karena dirinya tidak mempunyai uang lagi.
“Sempat dua hari yang lalu minta uang ke saya karna uang sisa Rp3.500 sekarang su seng (sudah tidak) ada uang lagi, untuk kebutuhan makanan pagi dong(mereka) cari jalan sendiri, hari ini untuk sementara waktu kedua anak saya diurus oleh keluarga saya, tapi mau sampai kapan hal ini terjadi,” bebernya.
Rosina berharap, Wali Kota Ambon bisa menyikapi persoalan tersebut dengan bijaksana dan dengan penuh rasa keadilan.
“Semoga Pak Wali Kota Ambon bisa mendengar jerih suara hati seorang ibu ketika anak-anaknya dalam kondisi kelaparan saat ibunya terpaksa dikarantina akibat covid-19,” pungkasnya.
Sementara itu, Patrick Papilaya salah satu pasien Covid-19 di LPMP Maluku dihubungi terpisah menyatakan selama dirinya menjalani karantina di tempat itu, justru perhatian pemerintah Kota Ambon terhadap keluarganya tidak ada sama sekali.
“Selaku warga Kota Ambon saya justru heran dengan proses penanganan pemerintah Kota Ambon, padahal pak Wali Kota Ambon pernah menyatakan dalam berita yang disiarkan media Carang TV tertanggal 19 Juli 2020 bahwa bahwa keluarga pasien covid-19 pasti diberikan bantuan,” ungkapnya.
Papilaya menandaskan, ternyata apa yang disampaikan pak Wali Kota Ambon ternyata cuma isapan jempol semata bahkan lepas tangan karena berpikir Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku melakukan penanganan kepada pasien di lokasi karantina terpadu bahkan keluarga pasien yang di rumah.
“Yang terhormat tuan besar Richard Louhenapessy, jangan cuman bicara retorika namun tidak nampak bukti nyata di lapangan, kami yang ditangani pemprov Maluku itu ber-KTP Ambon, keluarga kami ber-KTP Ambon,” tandasnya.
Menurut Papilaya, penanganan pasien covid-19 oleh Pemprov Maluku patut diacungi jempol, namun karena dibatasi oleh dana covid-19 yang bersumber dari APBD maka Pemprov Maluku tidak menangani keluarga pasien.
“Sementara Kota Ambon mendapat kucuran dana dari APBD Kota Ambon maupun APBN sehingga selain menangani pasien covid-19, juga keluarga pasien yang ditinggalkan. Saya ini bukan ASN namun selama hampir tiga minggu di lokasi karantina terpadu, pemerintah Kota Ambon tidak pernah melihat keluarga saya yang ada di rumah,” urainya.
Papilaya menambahkan, akibat penanganan yang tidak optimal menyebabkan masyarakat kota Ambon tidak mempercayai adanya covid-19, apalagi ada dugaan beberapa ASN yang ditangani Pemkot Ambon ternyata diberikan bantuan sebesar empat jutaan.
“Saya minta perhatian dari Wali Kota Ambon Yang Terhormat Bapak Richard Louhenapessy dan Pak Ketua Satuan Tugas Covid-19 Kota Ambon, Bapak Syarief Hadler menyikapi persoalan ini, jangan lepas tangan karena kami adalah warga ber-KTP Ambon, ingatlah siapa buat baik akan menuai hasil yang baik pula” tandasnya.*** tim