Ambon, CakraNEWS.ID– Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali menjadi persoalan rutin di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) setiap memasuki musim cuaca ekstrem.
Kali ini, masyarakat, khususnya di Pulau Moa, mulai khawatir terkait keterlambatan distribusi minyak tanah akibat kapal pengangkut yang tak beroperasi menyusul peringatan dini dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Situasi ini dikhawatirkan semakin memburuk jika kondisi cuaca tak kunjung membaik. Pasalnya, musim barat di wilayah MBD sering kali berlangsung tak menentu, sehingga sulit memprediksi kapan distribusi BBM dapat kembali normal.
Menyikapi hal tersebut, Anggota DPRD Provinsi Maluku dari Daerah Pemilihan VII (Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten Maluku Barat Daya), Anos Yeremias, menegaskan akan memperjuangkan solusi agar kelangkaan BBM tak lagi terjadi.
“Kabupaten MBD tidak memiliki pelabuhan bunker yang tenang. Ketika memasuki musim barat dengan cuaca ekstrem, distribusi BBM menjadi sangat sulit. Apalagi, kapal pengangkut BBM hanya satu unit, sehingga pasokan sangat bergantung pada jadwal yang telah ditetapkan,” ujar Yeremias kepada awak media di ruang Fraksi Golkar DPRD Maluku, Selasa (11/2/2024).
Yeremias menekankan bahwa Pemerintah Daerah harus lebih proaktif dalam mengantisipasi permasalahan ini. Ia mendorong pemerintah untuk segera menyurati PT Pertamina (Persero) guna memastikan pemenuhan kebutuhan BBM masyarakat, terutama saat musim cuaca ekstrem.
“Saat ini, mayoritas masyarakat di MBD masih bergantung pada minyak tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Alternatif seperti kayu bakar memang tersedia, tetapi penggunaannya secara terus-menerus berpotensi merusak hutan. Jika kelangkaan minyak tanah terjadi, masyarakat tentu akan kesulitan,” tegasnya.
Sebagai anggota Komisi II DPRD Provinsi Maluku yang membidangi sektor energi, Yeremias berkomitmen untuk mendesak PT Pertamina agar memperhitungkan faktor cuaca dalam distribusi BBM. Ia mengusulkan agar kuota BBM ditingkatkan sebelum memasuki musim ekstrem sebagai langkah antisipasi.
“Saya meminta maaf kepada masyarakat MBD karena baru kali ini dapat lebih intens memperjuangkan persoalan BBM. Ini karena saya baru masuk dalam Komisi II yang membidangi energi, termasuk minyak dan gas bumi,” ungkapnya.
Yeremias memastikan bahwa dalam rapat bersama ke depan, ia akan mendorong perhatian serius dari PT Pertamina dan pemangku kepentingan lainnya agar kelangkaan BBM tak lagi terjadi di musim-musim mendatang.
“Kelangkaan BBM di Kabupaten MBD harus diakhiri. Ini bukan hanya soal distribusi, tetapi juga menyangkut kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.*** CNI-04