Ambon, CakraNEWS.ID- Ajun Inspektur Polisi Dua (AIPDA) Jongky Kewlaa. Seorang bintara Polri di satuan tugas Lalu Lintas Polres Kepulauan Tanimbar. Kepeduliannya terhadap sesama tanpa dia sadari membawanya ke tingkat paling tinggi dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Bagaimana tidak ? seorang warga di tempatnya bertugas bersaksi akan kebaikan anggota Polri tersebut.
Cerita Marcus Edinand (54) terkuak tanpa sengaja saat seorang wartawan naik kendaraan ojeknya, Rabu (14/12/2021). Sebagimana insting seorang jurnalis, sosok Marcus kemudian digali selama dalam perjalanan.
Marcus mengaku dirinya merupakan satu dari sekian warga Kepulauan Tanimbar yang cukup sulit mendapati pekerjaan untuk menafkahi keluarga. Singkat diceritkan, bapak 11 anak ini sudah lama tinggal di lokasi belakang perumahan DPRD lama, Kota Saumlaki. Meski lokasi tersebut masih jauh dari kata layak untuk kondisi keluarga Marcus.
Sebagai kepala keluarga, Marcus bahkan membeli sebidang tanah berukuran 7×6 meter seharga Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) yang berada tepat di tepian pantai. Tempat tumbuhnya tanaman bakau yang jika dilihat, lokasi tersebut tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal ataupun didirikannya sebuah rumah hunian. Dengan alasan murah dan terjangkau itulah dirinya berani mengambil sikap demikan.
Florida (39) istri Marcus bersama anak-anaknya sejak tahun 2018 bagu membahu membangun rumah mereka yang keseluruhannya berdinding papan. Pekerjaan yang digeluti Marcus sebagai tukang ojek dengan bermodalkan sebuah sepeda motor yang dipinjamkan dari pihak Gereja Ebenhaiser Saumlaki, untuk bisa mengais rezeki guna kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya.
Dari kesebelas anak Pak Marcus, hanya anak sulung yang sementara bekerja pada PT GraPARI Telkomsel sehingga dari penghasilan tersebut, bisa turut membantu memenuhi kebutuhan makan sehari-harinya, selain penghasilan sang ayah dari hasil ojek untuk keperluan lainnya. Penghasilan Marcus dari pekerjaannya sebagai tukang ojek hanya pada angka Rp 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah). Karena dirinya hanya membayar sewa motor yang dipakai untuk bekerja (ojek).
“Satu hari mungkin beta bisa bawa pulang uang buat istri hanya Rp30 ribu. Untung anak yang tua sudah kerja di GraPARI sehingga bisa tambah untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Marcus.
Seakan Bertemu Malaikat Berdinas Polisi Lalulintas
Kepada wartawan, Marcus mengakui sosok Polisi Baik yang dikenalinya. AIPDA Jongky Kewlaa. Kepada penumpang yang tak disadari itu adalah wartawan, Marcus menceritakan sosok polisi baik tersebut.
Marcus Mengaku kehidupan keluarganya ditopang oleh anggota Polisi yang tinggal searah kediamannya. Sejak tahun 2007, keduanya sudah saling kenal dan bertegur sapa. Waktu terus berganti, Marcus masih berkutat di kehidupan dan wilayahnya. Sementara Aipda Jongky diberkati dengan berkat dinas kepolisian yang subur dengan sikap kepeduliannya.
Marcus menyatakan banyak dibantu oleh seorang Jongky Polisi Lalu Lintas. Mulai dari kebutuhan dapur atau sembilan bahan pokok (sembako), Aipda Jongki bahkan tak tanggung-tanggung memberikan uang tunai.
Sikap humnisme Apida Jongki sudah sejak tahun 2018.
“Awalnya, perkenalan beta dan pak Jongky memang sudah lama. Beliau mulai bantu beta itu sejak tahun 2018, ketika beliau tinggal di perumahan DPRD lama yang berdekatan di depan itu,” jelas pak Marcus.
Lanjut menjelaskan, sejak bertemu kembali bersama Aipda Jongky yang berawal pada tahun 2018 itu, dirinya sering bercerita ataupun curhat tentang kehidupan keluarganya. Cerita teman lama itu membut Jongki tergerak hatinya. Secara suka rela, Jongki melakukan pendampingam ekonomi disamping sibuk dengan pekerjaannya sebago polisi.
Kata Marcus, tanpa Polisi itu menyatakan ikhlas, tapi dengan sikapnya, keikhlasan dan sukarela sang polisi selama kurung waktu empat tahun dapat dirasaknnya. Bantuan yang diberikan pak Jongky, tutur pak Marcus, adalah berupa kebutuhan sembilan bahan pokok, uang, kebutuhan pendidikan bagi anak-anak, pengadaan sebuah kasur, hingga bahkan membantu biaya pengobatan saat ada anggota keluarga dari pak Marcus yang mengalami sakit. Dan hal itu ujar pak Marcus, diberikan pak Jongky tanpa menuntut ganti atau balasan sekecil apapun.
“Tamang Polisi itu su macam malaikat yang Tuhan kirim kepada beta punya keluarga. Padahal sejak bertemu pak Jongky lagi ketika bertetangga disini, beta cuma sekedar cerita dan mengeluh tentang hidup yang berkekurangan. Tapi dari cerita itu, pak Jongky kemudian selalu memberi apapun berupa kebutuhan rumah tangga.”
“Kalau beliau kasih sesuatu, pasti beta akan tanya bahwa jangan sampai kebutuhan pak Jongky tidak lagi cukup, tapi beliau selalu jawab, tidak apa-apa. Sebuah kasur baru juga beliau beli dan kasih untuk anak-anak supaya bisa tidur nyaman, walaupun beta dan istri harus rela tidur diatas papan,” kata Marcus.
Melihat Langsung Rumah Marcus
Cerita Marcus kemudian mendorong wartawan untuk putar haluan berkunjung ke kediamannya. Wilayah kediaman Marcus terbilang cukup mengerikan dan mengiris hati.
Marcus juga mengeluhkan tentang berbagai bantuan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat di masa Pandemi Covid-19. Keluarganya serta beberapa keluarga lainnya yang berada di lokasi pemukiman dimaksud, tidak pernah tersentuh perhatian untuk mendapatkan bantuan dari Pemda setempat. Bantuan yang sampai di wilayahnya hanya dari jajaran Polres Kepulauan Tanimbar yang selalu diantarkan langsung oleh Jongky Kewilaa ataupun anggota Polres lainnya.
“Tidak tau kapan waktunya beta bisa balas kebaikan beliau. Beta dan istri hanya bisa berdoa, semoga Tuhan selalu mendampingi beliau dalam tugas dan pengabdian sebagai Anggota Polri. Tuhan pasti seng buta untuk lihat itu semua,” tutup pak Marcus mengakhiri perbincangannya.
Untuk diketahui, lokasi rumah tempat tinggal Marcus yang berada tepat di tepian pantai. Berdekatan dengan rimbunnya tanaman bakau yang tumbuh liar di sekitar pantai dimaksud. Sesekali jika ada air pasang, ketinggian air laut bahkan bisa mencapai lantai rumah milik keluarga pak Marcus maupun beberapa rumah lainnya yang satu lokasi dengan rumah miliknya.*** CNI-05