Piru, CakraNEWS.ID–Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Ny. Syarifa Payapo membuka Pos Gizi/Walang Gizi di Kecamatan Seram Barat. Pembukaan walang Gizi itu dipusatkan Desa Morekau, Selasa (10/10).
Hadir dalam agenda tersebut diantaranya, camat Seram Barat R Salenussa, Kadis Kesehatan dr. J Tapang M.Kes, Ketua TPK- PKK Kecamatan Ny, M Salenussa yang juga Pejabat Desa Morekau, Pejabat Desa Kawa Rill Ely, Pejabat Negeri Piru Royanto Manupassa, dan Penggurus TPK PKK Kabupaten SBB dan Kecamatan Seram Barat.
Ketua TP-PKK Kab SBB Ny, Syarifa Payapo mengatakan, Pos Gizi atau Walang Gizi merupakan upaya pelibatan Masyarakat untuk mengetahui berbagai maslah Gizi terutama Stunting.
Dengan hal itu bisa bersama-sama melakukan upaya untuk pencegahan stuunting mulai dari Remaja Putri (calon Ibu) tidak anemia dan Ibu Hamil tidak kekurangan Energi.
“Stunting adalah Kondusi gagal tumbuh pada Anak balita akibat kekurangan Gizi Kronis terutamapada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Kecamatan seram Barat merupakan salah satau Kecamatan di Kab SBB yang telah di tetapkan oleh pemerintah pusat,” akuinya.
Dikatakan, pemerintah kabupaten SBB menjadi lokus langaganan Stunting sejak tahun 2019 samapai tahun 2021. Jumlah Desa lokus Stunting tahun 2019 hingga tahun 2021 adalah sebanyak 5 Desa yaitu, Desa Kawa, Desa Piru, Desa Morekau ,Desa Eti dan Desa,Lumoli.
Sementara Camat Seram Barat Rony Salenussa, dalam sambutannya menyampaikan terimaksih kepada ketua TP-PKK kabupaten SBB yang telah bersedia dalam pencanangan walang Gizi di wilayah administrasinya.
Selanussa menegaskan, agenda tersebut guna mewujudkan Visi dan Misi besar Pemerintah Kab SBB dalam tage Line Kas Bae SBB.
“Ini merupakan bagian terpenting dalam menjawab kebutuhan Masyarakat yang bebas dari Gizi Buruk dalam hal ini pencegahan Stunting,” akuinya.
Kesempatan itu, Salenussa menyampaikan sejumlah informasi perihal Stunting diwilayahnya.
Dikatakan rencana kegiatan Desa lewat Musyawarah Desa bisa di implementasikan di Musrembang, mencegah menekan Stunting lewat kesiapan kesiapan kurang lebih 10 % dari dana desa yang dapat diperuntukan untuk Kesehatan, bisa di optimalkan dalam penanganan dan pencegahan shunting.
Ditambahkan, dalam komonikasi dan Efaluasi nanti tanpa menguranggi tupoksi pimpinan Pustu dan posyandu pemerintah kecamatan dalam mengoptumalkan 10 persen dana desa yang diperuntukan untuk bidang kesehatan yaitu, One village one Dokter.
“Sehingga dalam komonikasi nanti kecamatan mengsosialisasikan dan memberikan penguatan kapaistas terhadap petugas Kesehatan kedepankan dalam APBD-Des.”
Walaupun, lanjutnya, di desa ada pustu dan posyandu dengan tidak mengurangi tugas dan fungsi pelayanan yang ada tetapi tapi tenaga yang disiapkan oleh desa yang melalui dana desa akan melakukan tugas-tugas pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh.
“Artinya kalau misalnya petugas Pustu dan Posyandu melayani sampai di Ruangan tamu maka petugas kesehatan yg dari desa melayani samoai di ruang tudur. Itu berati Kita menjemput bola dan busa dikatakan dan terkesan bahwa Masyarakat di desa juga punya Dokter Pribadi yang selalu bersama di sepajang hari,” paparnya.*** CNI-03